Kelompok Margo Mulyo Tingkatkan Produksi Kopi Menoreh
Red: Yusuf Assidiq
Warga memanen kopi robusta di Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Kopi robusta Kulonprogo atau dikenal Kopi Menoreh ditanam warga masih sebatas konsumsi sendiri. Namun, beberapa kedai kopi di Perbukitan Menoreh mulai mempopulerkan kopi robusta dari Bukit Menoreh. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Kelompok Margo Mulyo Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap memproduksi kopi arabika dan robusta yang dikenal dengan Kopi Menoreh. Meski permintaan mengalami penurunan hingga 35-40 persen akibat pandemi Covid-19.
Anggota Kelompok Margomulyo, Marwiyah, mengatakan sebelum pandemi Covid-19, produksi kopi dalam satu bulan mencapai 110 kilogram, namun setelah pandemi turun menjadi 70-80 kg. "Penurunan cukup tinggi. Namun penurunan setiap bulannya berbeda, tergantung dari permintaan dan penjualan secara daring," kata Marwiyah.
Ia mengatakan kelompoknya memproduksi kopi jenis arabika dan robusta. Varian olahan ada natural, biji kopi, hingga kemasan siap sedu. Harga kopi sesuai kualitas, seperti kualitas sedang Rp 70 ribu per kg, arabika Rp 100 ribu per kg, dan kualitas tinggi hargannya hingga Rp 450 ribu per kg.
Untuk pemasaran kopi, pihak bekerja sama dengan kedai-kedai kopi dan toko oleh-oleh, hingga Toko Milik Rakyat (TomiRa) di wilayah Girimulyo dan Samigaluh. "Cara ini mampu mempertahankan produksi kopi di kelompok kami. Mereka kami jadikan rekan kerja juga, baik dalam bisnis kedai dan penjualan kopi," jelasnya.
Marwiyah juga mengatakan pemasaran kopi juga dibantu pemkab melalui Program Bela Beli Kulonprogo, sehingga dijual di tempat-tempat pariwisata dan Bandara Internasional Yogyakarta.
"Kopi produk yang kami buat juga sudah masuk di dua hotel besar di Kota Yogyakarta. Kami saat ini, sedang berusaha meningkatkan pemasaran dan promosi, tentunya ada dukungan dari Pemkab Kulonprogo," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Aris Nugraha mengatakan kopi merupakan salah satu produk unggulan Kulonprogo yang perlu dikembangkan dan dibantu dalam pengemasan dan pengolahan.
"Kami sedang memberdayakan petani milenial dalam pemasaran secara daring. Kami berharap petani milenial ini mampu mengembangkan pengolahan dan pemasaran," kata dia.
Aris mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan juga menggandeng kelompok tani milenial untuk kolaborasi produk perkebunan dengan potensi wisata di kawasan Bukit Menoreh.
"Wisata di kawasan Bukit Menoreh sedang berkembang pesat. Di setiap objek wisata ada kedai kopi hasil panen masyarakat setempat. Sektor pariwisata harus menjadi pasar kopi, selain penjualan secara daring," ujarnya.