Pekerja menyortir garam beryodium di sentra industri pengolahan garam, Desa Bumimulyo, Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (24/5/2021). Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) berkomitmen untuk meningkatkan penyerapan garam rakyat, di samping tetap menggunakan garam impor, yang pada tahun 2021 kebutuhan garam untuk industri makanan dan minuman diperkirakan mencapai sekitar 743.000 ton atau meningkat 213.000 ton dari tahun 2020. (FOTO : Antara/Aji Styawan)
Pekerja membungkus garam beryodium di sentra industri pengolahan garam, Desa Bumimulyo, Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (24/5/2021). Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) berkomitmen untuk meningkatkan penyerapan garam rakyat, di samping tetap menggunakan garam impor, yang pada tahun 2021 kebutuhan garam untuk industri makanan dan minuman diperkirakan mencapai sekitar 743.000 ton atau meningkat 213.000 ton dari tahun 2020. (FOTO : Antara/Aji Styawan)
Foto udara suasana tambak garam rakyat di Desa Bumimulyo, Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (24/5/2021). Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) berkomitmen untuk meningkatkan penyerapan garam rakyat, di samping tetap menggunakan garam impor, yang pada tahun 2021 kebutuhan garam untuk industri makanan dan minuman diperkirakan mencapai sekitar 743.000 ton atau meningkat 213.000 ton dari tahun 2020. (FOTO : Antara/Aji Styawan)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- Pekerja menyortir garam beryodium di sentra industri pengolahan garam, Desa Bumimulyo, Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (24/5/2021). Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) berkomitmen untuk meningkatkan penyerapan garam rakyat.
Gapmmi pun tetapmenggunakan garam impor, yang pada tahun 2021 kebutuhan garam untuk industri makanan dan minuman diperkirakan mencapai sekitar 743.000 ton atau meningkat 213.000 ton dari tahun 2020.
sumber : Antara Foto
Advertisement