REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina akan mempelajari bagaimana vaksin COVID-19 yang dibuat oleh perusahaan China Sinovac bekerja dengan merek lain. Uji coba ditargetkan mulai Juni.
Dalam uji coba, peserta yang menerima vaksin CoronaVac dari Sinovac akan diberikan merek lain untuk melengkapi dosis kedua mereka. Studi yang didanai oleh Departemen Sains dan Teknologi Filipina ini bertujuan untuk menemukan keamanan dan imunogenisitas dari pencampuran dan pencocokan merek yang berbeda.
"Kombinasi vaksin Sinovac dengan merek vaksin lain akan menjadi tujuan utama studi ini karena vaksin itu merupakan pasokan vaksin paling stabil di negara ini," kata Sekretaris Departemen, Fortunato dela Peña dilansir di CNN Phillipines, Senin (24/5).
Selain Sinovac, Filipina telah memberikan otorisasi penggunaan darurat kepada AstraZeneca, Sputnik V, Moderna, Pfizer, Covaxin, dan Johnson & Johnson dosis tunggal.
Uji coba akan dijadwalkan pada Juni 2021 hingga November 2022. Namun, pejabat departemen tersebut, mengklarifikasi bahwa departemen belum menerima sinyal masuk untuk studi dari Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan dan Dewan Etika Penelitian Kesehatan Filipina.
Lokasi studi yang diusulkan adalah Antipolo atau Kota Marikina, Manila, Kota Pasig, Kota Makati atau Pasay, Kota Muntinlupa, Kota Quezon, Cebu, dan Davao.
Selain di Filipina, ada uji coba besar yang sedang berlangsung di Inggris untuk memeriksa apakah vaksin virus corona yang berbeda dapat digunakan dengan aman untuk rejimen dua dosis.