REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa remaja dan orang dewasa muda di AS yang menerima vaksin Covid-19 telah mengalami peradangan jantung. Karenanya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) akan melakukan studi lebih lanjut tentang kondisi langka tersebut.
Dalam sebuah pernyataan tertanggal 17 Mei, komite penasihat vaksinasi CDC mengatakan telah meninjau laporan tentang beberapa penerima vaksin muda, terutama remaja laki-laki dan dewasa muda, yang mengalami miokarditis atau radang otot jantung.
CDC menjelaskan, studi lanjutan bersifat penting guna memberi arahan kepada semua penyedia layanan kesehatan ihwal potensi kejadian buruk pada jantung akibat vaksinasi. Meski memang, sejauh ini CDC tidak menemukan kasus dalam jumlah banyak. Dalam pernyataannya, CDC tidak menyebutkan berapa banyak orang yang mengalami peradangan jantung pasca disuntik vaksin Covid-19.
Peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security, Dr Amesh Adalja mengatakan bahwa vaksin bisa menyebabkan miokarditis. Hal ini penting untuk melihat apakah kasus miokarditis itu terkait dengan vaksin Covid-19 atau tidak.
"Penting untuk melihat rasio risiko dan manfaat. Tapi vaksin pasti akan jauh lebih bermanfaat dibanding risiko yang sangat rendah ini," kata Dr Amesh Adalja seperti dilansir dari laman The Guardian, Senin (24/5).
CDC mengatakan, kasus langka ini biasanya terjadi dalam empat hari setelah menerima vaksin mRNA. Itu tidak menentukan vaksin mana. AS telah memberikan otorisasi darurat untuk dua vaksin mRNA, dari Moderna Inc dan Pfizer / BioNTech.
Kementerian kesehatan Israel pada bulan April mengatakan sedang memeriksa sejumlah kecil kasus radang jantung pada orang yang telah menerima vaksin Pfizer, meskipun belum menarik kesimpulan apa pun. Sebagian besar kasus di Israel dilaporkan terjadi pada orang-orang hingga usia 30 tahun.
CDC pada akhir April, setelah berita tentang penyelidikan Israel, mengatakan tidak melihat adanya hubungan antara keduanya. Awal bulan ini, regulator AS memperluas otorisasi vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech untuk anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun.