REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Berdasarkan data astronomis, 27 dan 28 Mei 2021 pada 16:18 WIB, matahari melintas tepat di atas Ka'bah, Makkkah, Saudi Arabia. Jadi, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus di mana saja mengarah lurus ke Ka'bah.
Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Nadhif mengatakan, peristiwa itu dikenal pula dengan nama istiwa a'dham atau rashdul qiblah. Kesempatan itulah yang bisa dimanfaatkan untuk mengecek arah kiblat.
"Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk memverifikasi atau cek ulang kembali arah kiblat," kata Nadhif, Senin (24/5).
Ia menuturkan, umat Islam dapat menggunakan kesempatan itu untuk menyesuaikan dengan arah kiblat memakai pedoman bayang-bayang benda tersebut. Baik untuk masjid, mushala, langgar, lapangan, rumah dan lain-lain.
Nadhif turut menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya, sinar matahari cerah dan tidak tertutup awan, sehingga ada bayangan yang terlihat. Lalu, pastikan benda yang jadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus.
Benda yang dapat digunakan sebagai patokan seperti lot atau bandul. Kemudian, permukaan dasar harus betul-betul datar atau rata. Terakhir, menurut Nadhif, masyarakat harus menyesuaikan jam pengukuran.
"Jam pengukuran harus terlebih dulu disesuaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Radio Republik Indonesia (RRI) atau Telkom," kata Nadhif.