Senin 24 May 2021 19:55 WIB

Junta Ragu Pengungsi Rohingya Bisa Kembali ke Myanmar

Junta menilai Rohingya bukanlah salah satu dari kelompok etnis Myanmar

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Sekelompok pengungsi Rohingya di atas kapal angkatan laut saat mereka pindah ke Pulau Bhashan Char, di Chittagong, Bangladesh 29 Desember 2020. Kelompok kedua pengungsi Rohingya dipindahkan ke pulau Bhashan Char di bawah distrik Noakhali.
Foto: EPA-EFE/MONIRUL ALAM
Sekelompok pengungsi Rohingya di atas kapal angkatan laut saat mereka pindah ke Pulau Bhashan Char, di Chittagong, Bangladesh 29 Desember 2020. Kelompok kedua pengungsi Rohingya dipindahkan ke pulau Bhashan Char di bawah distrik Noakhali.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing meragukan ratusan ribu pengungsi Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh akan kembali ke tanah kelahiran mereka. Hal itu diungkapkan oleh Min Aung Hlaing dalam wawancara pertamanya sejak mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 1 Februari.

Dalam wawancara dengan televisi Phoenix yang berbahasa China, Min Aung Hlaing ditanya apakah Muslim dapat diizinkan kembali ke Negara Bagian Rakhine. Negara bagian tersebut merupakan rumah bagi pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras militer pada 2017.

Baca Juga

"Jika tidak mematuhi hukum Myanmar, apa lagi yang perlu dipertimbangkan? Saya tidak percaya ada negara di dunia yang akan melampaui hukum pengungsi negara mereka sendiri untuk menerima pengungsi," ujar Min Aung Hlaing.

Ketika Min Aung Hlaing ditanya apakah hal itu berarti permohonan internasional atas nama Rohingya tidak berhasil, dia hanya mengangguk. Min Aung Hlaing, memimpin operasi militer pada 2017 di negara bagian Rakhine. Ketika sekitar 700 ribu warga Rohingya melarikan diri dari kekerasan militer. Operasi tersebut diduga merupakan genosida terhadap warga Rohingya.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement