REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Seorang editor Amerika Serikat (AS) dari sebuah situs berita di Myanmar ditahan pada Senin (24/5), ketika dia berusaha terbang ke luar negeri. Danny Fenster adalah jurnalis asing ketiga yang ditahan sejak kudeta pada 1 Februari.
Fenster adalah redaktur pelaksana Frontier Myanmar, salah satu situs berita independen teratas di negara itu. Dia ditahan di gerbang bandara internasional utama di Yangon saat bersiap terbang ke Malaysia. Fenster telah dipindahkan ke Penjara Insein Yangon.
"Kami tidak tahu mengapa Danny ditahan dan kami belum bisa menghubunginya. Kami menyerukan pembebasannya segera. Prioritas kami sekarang adalah memastikan dia aman dan memberinya bantuan apa pun yang dia butuhkan," ujar pernyataan Frontier Myanmar.
Seorang juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak memberikan tanggapan atas penangkapan jurnalis AS tersebut. Seorang juru bicara kedutaan AS di Yangon enggan membeberkan rincian penahanan itu karena pertimbangan privasi.
"Kami tidak dapat memberikan rincian karena pertimbangan privasi," ujar juru bicara Kedutaan AS di Yangon.
Fenster adalah jurnalis asing ketiga yang ditangkap sejak kudeta. Sebelumnya seorang reporter Polandia dan jurnalis foto Jepang ditahan sebanyak dua kali. Keduanya kemudian dideportasi.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih pada 1 Februari. Militer melakukan kudeta karena ada dugaan kecurangan dalam pemilihan umum pada November lalu yang dimenangkan oleh Aung San Suu Kyi.
Suu Kyi bersama dengan tokoh politik lainnya telah ditahan sejak kudeta. Dia juga menghadapi sejumlah dakwaan yang dilayangkan oleh junta.