REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti biasa, suatu ketika Rasulullah SAW berbincang-bincang dengan para sahabat di serambi masjid Nabawi Madinah. Ketika beliau sedang asyik berbincang bersama mereka, tiba-tiba muncul dua pria yang ingin menemui beliau.
Selepas mengucapkan salam dan berbagi sapa, seorang dari mereka mengeluhkan kemiskinan yang menimpa dirinya. Sedangkan orang yang satunya lagi mengeluhkan perampokan yang acap terjadi kala itu.
Rasulullah SAW dengan seksama mendengarkan keluhan kedua tamunya tersebut. Untuk menenangkan keluhan sahabatnya, beliau memberikan saran melalui sabdanya yang arif dan bijaksana.
"Sahabat-sahabatku!" ujar Rasulullah seperti dikisahkan Ahmad Rofi Utsmani dalam bukunya Pesona Ibadah Nabi.
"Perampokan itu hanya sebentar," kata Rasulullah.
Rasulullah kembali melanjutkan ceritanya.
"Nanti akan ada kafilah dari Madinah menuju Makkah tanpa pengawal," kata Rasulullah.
Mengenai kemiskinan, Rasulullah SAW menegaskan, sesungguhnya hari kiamat tidak akan terjadi kecuali ada seseorang yang bermaksud memberikan zakat atau sedekahnya, tapi ternyata dia tidak bisa menemukan seorang pun yang sudi menerimanya. Pada hari kiamat kelak setiap orang bakal berdiri dihadapan Allah SWT.
"Tanpa sekatan penerjemahan. Kemudian, Allah bertanya.
"Bukankah aku sedang memberi kalian harta? "Ya benar!" Jawab mereka. "Bukankah aku sudah mengutus seorang Rasul kepada kalian? Tanya Allah selanjutnya. "Ya, benar!" Jawab mereka.
Kemudian, setiap orang melihat ke sebelah kanan, ternyata yang mereka lihat hanyalah api neraka semata. Mereka pun melihat ke arah kiri, ternyata yang mereka lihat juga hanya api neraka.
"Karena itu, wahai sahabat-sahabatku selamatkanlah diri kalian dari api itu meski hanya dengan menyedekahkan separuh kurma, jika kalian tidak mampu, bersedekahlah dengan tutur kata yang baik."