REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Akses Jalan Dayeuhkolot-Banjaran, Kabupaten Bandung tidak bisa dilintasi kendaraan akibat terendam banjir, Selasa (25/5). Hujan deras yang terjadi sejak Senin (24/5) malam di Bandung dan sekitarnya menyebabkan luapan air sungai Citarum dan merendam pemukiman warga dan jalan.
Berdasarkan informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, kondisi banjir hingga Selasa(25/5), pukul 06.00 WIB terjadi di Kecamatan Dayeuhkolot di Desa Dayeukolot, Citereup dan Kelurahan Pasawahan. Dengan warga terdampak 5.761 kepala keluarga dan 19.950 jiwa. Pengungsi 13 kepala keluarga 184 jiwa.
Bangunan yang terendam banjir, 4.165 rumah, 8 tempat ibadah, 2 sekolah dan ketinggian air 20 sampai 150 cm. Di Kecamatan Baleendah, Kelurahan Andir dan Baleendah. Warga terdampak 8.624 kepala keluarga, 32.799 jiwa. Pengungsi 32 jiwa dan bangunan terendam 4.439 rumah dan tinggi air 40 sampai 150 cm.
Kecamatan Bojongsoang, Desa Bojongsoang, Bojongsari dan Desa Tegaluar. Warga terdampak 7.070 jiwa, pengungsi dalam pendataan dan bangunan terendam 188 rumah. Dengan ketinggian air 30 sampai 120 cm.
Kecamatan Margahayu, Desa Sayati 20 kepala keluarga terdampak banjir dengan bangunan yang terendam 20 rumah. Sedangkan jalan raya yang tergenang Jalan Raya Ciparay-Dayeuhkolot tidak bisa dilalui. Jalan Andir-Katapang ketinggian banjir 100 cmdan Jalan Raya depan Metro ketinggian banjir 70 sentimeter dan Cigeber- Cijagra 80 cm.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung, Ahmad Johara mengatakan banjir akibat luapan sungai Citarum dan hujan deras mengakibatkan ribuan rumah warga terendam banjir. Selain itu, sejumlah akses jalan tidak dapat dilintasi kendaraan roda dua dan empat.
"Iya (akses jalan tidak dapat dilintasi)," ujarnya, Selasa (25/5). Ia mengatakan petugas BPBD dan relawan melakukan assesment dan evakuasi terhadap warga terdampak banjir.
Ia melanjutkan, pihaknya juga mendirikan posko pengungsian di sejumlah titik di antaranya Gedung Inkanas, Baleendah. Selain itu dibeberapa titik lainnya.