REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyebut hingga saat ini terdapat lebih dari 22 ribu perusahaan yang telah mendaftar program vaksinasi gotong royong. Sebanyak 10 juta orang pun telah didaftarkan sebagai peserta.
"Kadin menjadi pioneer dalam vaksin gotong royong ini bekerja sama erat dengan pemerintah terutama BUMN, Kemenkes, dan melibatkan Biofarma dalam pelaksanaannya," ujar Reisa saat konferensi pers.
Vaksinasi gotong royong, lanjutnya, merupakan upaya untuk mempercepat capaian vaksinasi yang menyasar 181,5 juta orang di Indonesia. Dalam peraturan Kemenkes, mengharuskan jenis vaksin yang digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi gotong royong harus berbeda dengan vaksinasi program pemerintah.
Namun saat ini, vaksin yang digunakan dalam vaksin gotong royong adalah vaksin Sinovac. Reisa mengatakan, penyediaan vaksin gotong royong ini harus sesuai dengan perencanaan dan jadwal yang ditentukan oleh Kadin agar tidak menganggu pelaksanaan vaksinasi program pemerintah.
"Nantinya vaksin gotong royong pun akan menggunakan produk vaksin lainnya selain Sinovac. Kenapa? Karena tidak ada satupun produsen vaksin di dunia yang mampu mensuplai seluruh kebutuhan vaksin untuk satu negara," jelasnya.
Layanan vaksinasi gotong royong ini hanya dapat dilaksanakan di faskes milik masyarakat atau swasta, dan bukan merupakan tempat vaksinasi program pemerintah. Para peserta dari vaksinasi gotong royong juga tidak dipungut biaya apapun. Pembiayaan dari program ini dibebankan kepada badan hukum atau badan usaha.