Selasa 25 May 2021 23:02 WIB

Kasus Bayi Bibir Sumbing di Indonesia Masih Tinggi

Tiap tiga menit bayi dengan bibir sumbing terlahir di dunia.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Indira Rezkisari
Tim dokter melakukan proses operasi bibir sumbing. Di i Asia terdapat satu bayi terlahir dengan bibir sumbing dari 700 kelahiran.
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Tim dokter melakukan proses operasi bibir sumbing. Di i Asia terdapat satu bayi terlahir dengan bibir sumbing dari 700 kelahiran.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Kasus bibir sumbing dan celah bibir pada bayi yang baru lahir masih terus terjadi di Indonesia. Diperkirakan, ada sekitar 8.000 bayi lahir dengan bibir sumbing dari 6 juta kelahiran setiap tahunnya.

Salah satu badan amal anak internasional di Indonesia, Smile Train turut serta dalam mengatasi permasalahan bibir sumbing dan celah langit pada anak-anak. Country Manager Smile Train Indonesia, Deasy Larasati, memaparkan, di Asia terdapat satu bayi terlahir dengan bibir sumbing dari 700 kelahiran.

Baca Juga

"Kalau di Asia, dari 700 kelahiran itu pasti satu lahir kondisi bibir sumbing. Kalau populasi di Indonesia kurang lebih sekitar 6 juta kelahiran setiap tahun itu bisa diprediksi hampir sekitar 8.000-an bayi lahir bibir sumbing setiap tahun," kata Deasy saat acara Dukungan Pasien Bibir Sumbing dari Snack Video Melalui Smile Train Indonesia di Bogor, Selasa (25/5)

Deasy mengatakan, banyaknya bayi yang lahir dengan bibir sumbing tergantung dari populasi di setiap daerah. Jika semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar pula potensi bayi lahir dengan bibir sumbing.

"Kalau kita lihat yang terbanyak itu semua tergantung populasi. Misalnya di Jawa Barat termasuk tinggi populasinya berarti kondisi bayi yang lahir dengan kondisi bibir sumbing pasti cukup tinggi karena populasi penduduknya tadi. Jadi pasti di daerah yang populasi tinggi, pasti juga cenderung ada bayi-bayi yang lahir bibir sumbing," jelasnya.

Oleh karena itu, sejak 2002 Smile Train Indonesia secara khusus fokus membantu anak-anak bibir sumbing dan celah bibir di seluruh Indonesia. Setidaknya, dalam kurun waktu 19 tahun sudah ada 95.000 pasien bibir sumbing dan celah bibir yang dioperasi.

Sementara itu, ahli bedah plastik yang menjadi partner Smile Train Indonesia, Dokter Yantoko, mengatakan, kasus bibir sumbing dan celah bibir masih banyak dan nyata. Permasalahan tersebut harus ditangani, lantaran, selain faktor penyebabnya belum ditentukan secara pasti, para pasien juga mengalami kesulitan.

Misalnya, Yantoko menyebutkan, bayi dengan bibir sumbing tidak bisa menyusu seperti bayi normal. Sebab, otot bibir bayi terssbut sudah tersebut sejak kehamilan trimester pertama.

“Sehingga harus ada perlakuan khusus. Kalau orang tua tidak dibekali pengetahuan tentang asupan gizi, anaknya tidak tumbuh seperti anak seusianya,” jelasnya.

Yantoko mengatakan, setiap tiga menit, bayi dengan bibir sumbing terlahir di dunia ini. Sehingga, para orang tua yang bayinya terlahir dengan bibir sumbing harus diberi pengertian bahwa mereka tidak sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement