REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mobilitas warga ke pusat perbelanjaan, termasuk mal, masih tinggi, bahkan hingga enam hari setelah Lebaran. Satgas Penanganan Covid-19 menyampaikan kondisi ini perlu diwaspadai karena berpotensi menyumbang lonjakan kasus.
Bahkan saat ini pun, tren kenaikan kasus Covid-19 sudah terlihat, ditambah penurunan angka kesembuhan. Satgas mencatat, kenaikan mobilitas warga ke pusat perbelanjaan paling tinggi terjadi di Maluku Utara dengan persentase 40 persen.
Kemudian, Sumatra Barat dengan 36 persen, Jawa Tengah 35 persen, dan Gorontalo 35 persen. "Berat bagi saya menyampaikan fakta bahwa proses belajar bersama yang kita lakukan masih belum menunjukkan hasil yang kita harapkan baik dari pelaksanaan kebijakan yang berlapis seperti pembatasan mobilitas penduduk atau partisipasi masyarakat dalam mematuhi kebijakan dan prokes," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Selasa (25/5).
Sebelumnya, data pemerintah menunjukkan, angka kasus aktif terus naik sejak Rabu (19/5) pekan lalu sampai hari ini. Terakhir pada Selasa (25/5), jumlah kasus aktif Covid-19 nasional sebanyak 94.486 orang.
Padahal pada Selasa (18/5) lalu, jumlah kasus aktif sempat turun ke posisi terendah sejak awal 2021, yakni di angka 87.514 orang. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, naiknya angka kasus aktif disebabkan jumlah kasus baru yang selalu lebih tinggi ketimbang jumlah pasien sembuh harian.
Fenomena lonjakan kasus aktif Covid-19 ini sudah terjadi hanya berselang sepekan pasca-Lebaran. Satgas sendiri sempat memproyeksikan bahwa imbas peningkatan mobilitas Lebaran baru bisa dirasakan paling tidak dua pekan setelah Lebaran.
Wiku menyampaikan, kenaikan kasus aktif nasional juga didukung oleh peningkatan kasus aktif Covid-19 di lingkup daerah. Sembilan provinsi mencatatkan kenaikan kasus aktif dalam sepekan terakhir, di antaranya DKI Jakarta, Jawa Tengah, Aceh, Sumatra Barat, NTB, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara.
Hanya saja, Wiku mengeklaim, lonjakan kasus aktif terjadi sejalan dengan peningkatan kapasitas testing Covid-19. Setelah sempat anjlok pada periode Lebaran, jumlah pemeriksaan dilaporkan kembali naik hingga 132 persen dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Ini jumlah testing tertinggi di Indonesia sejak awal pandemi," ujar Wiku.