Rabu 26 May 2021 13:27 WIB

Hamas Kecam Direktur UNRWA atas Komentar Serangan Gaza

Hamas menuduh Direktur Operasi UNRWA Matthias Schmale membenarkan serangan Israel

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Anak-anak berkumpul di samping kawah tempat rumah Ramez al-Masri dihancurkan oleh serangan udara sebelum gencatan senjata tercapai setelah perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Minggu, 23 Mei 2021, di Beit Hanoun. , Jalur Gaza utara.
Foto: AP / John Minchillo
Anak-anak berkumpul di samping kawah tempat rumah Ramez al-Masri dihancurkan oleh serangan udara sebelum gencatan senjata tercapai setelah perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Minggu, 23 Mei 2021, di Beit Hanoun. , Jalur Gaza utara.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY - Hamas mengecam pernyataan Direktur Operasi UNRWA di Jalur Gaza Matthias Schmale. Faksi Palestina itu menuduh Schmale membenarkan serangan Israel di wilayah pantai.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengaku terkejut dengan pernyataan Schmale ke Channel 12 Israel tentang agresi baru-baru ini di Gaza. "Pernyataan Schmale membenarkan penargetan warga sipil dan rumah mereka dan berusaha mengecilkan ukuran kerugian," kata Hamas seperti dikutip laman Middle East Monitor, Rabu (25/5).

Baca Juga

Hamas kemudian menuduh Schmale memuji kemampuan tentara pendudukan. Dalam wawancara dengan Channel 12, Schmale mengatakan serangan udara Israel di Gaza dilakukan dengan "presisi tinggi."

"Saya bukan ahli militer, tapi dari sudut pandang saya ada ketelitian tinggi dalam pengeboman tentara Israel selama 11 hari terakhir," kata Schmale. Dia menambahkan bahwa tentara Israel hanya menargetkan warga sipil dalam beberapa pengecualian.

Hamas meminta Schmale untuk tetap pada mandat kemanusiaannya sambil menyerukan UNRWA untuk secara resmi meminta maaf kepada rakyat Palestina. UNRWA juga didesak untuk mengambil tindakan hukum dan administratif terhadapnya.

Setidaknya 284 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, gugur di Tepi Barat dan Jalur Gaza oleh tentara Israel sejak April. Tragedi kali ini dilatar belakangkangi putusan pengadilan Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.

Sekurangnya 13 orang Israel juga tewas dalam tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza. Pertempuran, yang paling sengit dalam beberapa tahun, terhenti pada Jumat di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement