Rabu 26 May 2021 18:47 WIB

China Investigasi Tragedi Ultramaraton Tewaskan 21 Pelari

Pelari tewas diduga karena perubahan cuaca yang tiba-tiba ekstrem.

Dalam foto yang disediakan oleh Kantor Berita Xinhua, China, ini penyelamat berjalan ke lokasi kecelakaan untuk mencari korban selamat di Kabupaten Jingtai Kota Baiyin, Provinsi Gansu Tiongkok barat laut, Ahad, 23 Mei 2021. Lebih dari selusin orang yang berlari maraton gunung telah meninggal di barat laut China setelah hujan es, hujan beku, dan angin kencang melanda perlombaan di dataran tinggi. Media pemerintah melaporkan, Ahad.
Foto: Fan Peishen/Xinhua via AP
Dalam foto yang disediakan oleh Kantor Berita Xinhua, China, ini penyelamat berjalan ke lokasi kecelakaan untuk mencari korban selamat di Kabupaten Jingtai Kota Baiyin, Provinsi Gansu Tiongkok barat laut, Ahad, 23 Mei 2021. Lebih dari selusin orang yang berlari maraton gunung telah meninggal di barat laut China setelah hujan es, hujan beku, dan angin kencang melanda perlombaan di dataran tinggi. Media pemerintah melaporkan, Ahad.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas di China mulai melakukan penyelidikan atas tragedi lomba ultramaraton di Provinsi Gansu yang menewaskan 21 peserta dan mencederai delapan peserta lainnya.

Satu tim investigasi sudah tiba di lokasi kejadian pada Selasa (25/5) dan hasilnya segera dipublikasikan, demikian otoritas setempat, Rabu (26/5). Badan Olahraga Nasional China dan Biro Meteorologi Nasional China masuk dalam tim investigasi bentukan Pemerintah Provinsi Gansu itu.

Baca Juga

Tim tersebut tiba di Kota Baiyin dan Kabupaten Jingtai untuk melakukan penyelidikan atas manajemen kegawatdaruratan, inspeksi disiplin, keamanan, dan aturan penyelenggaraan lomba. Sementara itu, separuh lebih dari 21 keluarga korban tewas telah menandatangani kesepakatan dengan panitia untuk mendapatkan kompensasi.

"Kompensasi diberikan oleh penyelenggara, kontraktor, dan pemerintah daerah," kata Wali Kota Baiyin, Zhang Xuchen.

Tujuh dari delapan korban luka sudah diizinkan meninggalkan rumah sakit. Seorang peserta yang mengalami cedera serius kondisinya mulai stabil.

Sebanyak 21 peserta lomba ultramaraton tewas pada Sabtu (22/5) diduga karena perubahan cuaca yang tiba-tiba ekstrem dan kurangnya persiapan panitia dalam menghadapi situasi darurat. Sedikitnya 700 personel SAR dikerahkan ke lokasi ultramaraton 100 kilometer di objek wisata perbukitan Sungai Kuning.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement