Rabu 26 May 2021 19:30 WIB

Peretas Bocorkan Data Pasien Selandia Baru ke Media

Outlet media Selandia Baru tidak melansir rincian data yang dibocorkan peretas

Red: Nur Aini
Bendera Selandia Baru
Foto: Annhira.com
Bendera Selandia Baru

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Peretas yang menargetkan rumah sakit di distrik Waikato, Selandia Baru, membocorkan informasi rahasia pasien ke outlet media, saat sistem kesehatan sedang berjuang untuk kembali aktif lebih dari sepekan pasca-serangan siber.

Sebuah kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan siber Dewan Kesehatan Distrik (DHB) Waikato, yang terjadi pekan lalu membocorkan sejumlah catatan dan dokumen resmi yang berisi nama, nomor telepon, serta alamat pasien dan staf, lapor Radio New Zealand dan media lokal lainnya. Outlet media memutuskan untuk tidak melansir rincian tersebut dan mengalihkan email itu kepada pihak kepolisian.

Baca Juga

Gangguan sistem kesehatan di Waikato masih berlanjut, mengacaukan perawatan pasien dan proses pembayaan gaji anggota staf. Pihak rumah sakit kini beralih ke proses manual untuk membantu tumpukan pasien seraya meminta masyarakat agar mencari alternatif untuk pengobatan non-kritis. Otoritas tidak akan bersuara tentang apakah para peretas itu mengajukan tuntutan.

"Kami sadar bahwa pelaku kejahatan dapat melihat apa yang dikatakan di media, dan bahwa ini dapat memengaruhi perbuatan mereka. Atas dasar itulah, kami tidak dapat mengomentari hal ini lebih lanjut," kata CEO DHB Waikato, Kevin Snee melalui pernyataan.

Pemerintah menolak menyerahkan uang tebusan kepada para peretas. DHB Waikato merawat lebih dari 425.000 orang. Aksi peretasan terjadi setelah operator layanan kesehatan Irlandia dihantam serangan ransomware, yang menjadi ulah penjahat siber dunia. Namun belum diketahui pasti apakah serangan di Selandia Baru didalangi oleh kelompok yang sama.

Biro Investigasi Federal (FBI) pekan ini mengungkapkan bahwa penjahat siber yang menyerang sistem kesehatan Irlandia menggunakan software berbahaya bernama "Conti", yang sudah menargetkan sedikitnya 16 jaringan tanggap darurat dan medis AS dalam setahun terakhir. Pasar saham Selandia Baru mengalami serangan siber tahun lalu dan sistem data bank sentral juga diretas dalam serangan terhadap layanan berbagi file Accellion yang berbasis di Kalifornia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement