Rabu 26 May 2021 20:20 WIB

Wagub DKI: BOR RS Rujukan Covid-19 Masih Aman

Pemprov DKI mengantisipasi lonjakan kasus yang mungkin terjadi usai libur Lebaran.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan, kapasitas 106 rumah sakit rujukan pasien Covid-19 sampai hari ini masih aman. Pemprov DKI saat ini tengah mengantisipasi lonjakan kasus yang mungkin terjadi setelah libur Idul Fitri 1442 Hijriah.

"InsyaAllah ketersediaan rumah sakit sampai hari ini, tidak usah khawatir," kata Riza di Jakarta Selatan, Rabu (26/5).

Baca Juga

Riza menjelaskan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, hingga saat ini jumlah keterisian tempat tidur di 106 rumah sakit (RS) rujukan baru 28 persen dari total tempat tidur sejumlah 6.620 unit. Adapun jumlah tempat tidur di ruang isolasi di 106 rumah sakit rujukan itu telah diisi sebanyak 1.846 pasien yang masih terkonfirmasi positif Covid-19.

Sedangkan, untuk tempat tidur di ruang Intensive Care Unit (ICU) baru terisi 31 persen dari total 1.017 tempat tidur yang tersedia di 106 rumah sakit rujukan yang tersebar di Jakarta. Total pasien ICU sebanyak 313 orang.

"Kami di Pemprov DKI terus mengupayakan peningkatan sapras dan jumlah nakes atau SDM," katanya.

Kendati semua fasilitas kesehatan ini sudah siap, Riza berharap tidak adanya gelombang besar peningkatan kasus Covid-19 setelah Idul Fitri tahun ini. Hal tersebut didasarkan Jakarta sudah beberapa kali mengalami ledakan virus corona setelah libur panjang. Mobilitas warga yang meningkat pada periode libur adalah salah satu pemicunya.

"Kita berharap dalam satu sampai dua minggu ke depan tidak ada peningkatan yang signifikan akibat libur panjang, mudik, silaturahmi dan sebagainya," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement