REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Warga Kota Bandar Lampung dapat menyaksikan langsung dengan mata telanjang gerhana bulan total pada Rabu (26/5) pukul 18.18 WIB. Sebagian masjid menggelar Sholat Gerhana secara berjamaah selesai Sholat Maghrib dilanjutkan dengan khutbah gerhana.
Pemantauan Republika.co.id, Rabu malam, warga Kota Bandar Lampung banyak keluar rumah dan masjid seusai Sholat Maghrib. Kondisi cuaca normal membuat warga dapat menyaksikan langsung awal mulaih gerhana bulan sampai selesai seusai Sholat Isya. Sedangkan jamaah masjid seusai Sholat Maghrib langsung melanjutkan Sholat Gerhana secara berjamaah saat gerhana terjadi.
Shalat gerhana juga digelar warga di rumah secara berjamaah, setelah melihat langsung awal gerhana bulan terjadi. "Karena langit terang, banyak bintang, bulan purnama terlihat jelas sampai terjadi gerhana bulan," kata Dhira (19 tahun), warga Kemiling, Bandar Lampung, Rabu malam.
Biasanya, ujar dia, gerhana bulan selalu terjadi mendung atau hujan, sehingga sulit untuk mengabadikan dengan kamera telepon seluler. Gerhana bulan yang terjadi setelah Idul Fitri 1442 ini sangat jelas, dan kondisi cuaca sangat cerah dan terang juga tidak banyak awan.
"Sangat jelas sekali gerhana bulannya," ujar mahasiswi Universitas Lampung yang baru pertama melihat langsung gerhana bulan.
Jamaah Masjid jami' Al Anshor di Bukit Kemiling Permai mendapati gerhana bulan, langsung menggelar shalat khusuf atau shalat gerhana seusai Sholat Maghrib. Sholat gerhana dilakukan dua rakaat setiap rakaat dua rukuk dengan bacaan ayat lebih panjang dari rakaat kedua, begitu juga dengan rukuk dan i'tidal yang lama.
Masjid-masjid lainnya juga menggelar Sholat Gergana ba'da Sholat Maghrib. Banyak jamaah yang baru melaksanakan Sholat Gerhana, karena bertepatan waktunya pada antara Sholat Maghrib dan Isya'. Beberapa jamaah mengaku baru pertama kali mengikuti Sholat Gerhana secara berjamaah, dengan dua rakaat dan empat rukuk.
Selain menggelar Sholat Gerhana berjamaah, sebagian warga juga menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW dengan melakukan sedekah atau berinfak. "Setelah shalat gerhana kami ajak keluarga berinfak. Karena malam hari, kami masukan di kotak infak di rumah dulu," ujar Lina (53 tahun), warga Bandar Lampung.