Kamis 27 May 2021 06:19 WIB

Suara Lantang Senator Irlandia: Kita Bersama Palestina 

Senator Irlandia Gino Kennya mengkritik keras penjajahan Israel atas Palestina.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Senator Irlandia Gino Kennya mengkritik keras penjajahan Israel atas Palestina. Ilustrasi protes Israel
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Senator Irlandia Gino Kennya mengkritik keras penjajahan Israel atas Palestina. Ilustrasi protes Israel

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN – Senator Irlandia, Gino Kennya, pada Rabu (26/5) menyerukan sanksi terhadap Israel atas serangannya yang dilakukan di Jalur Gaza. 

Juru bicara Partai People Before Profit ini menuduh Uni Eropa (UE) berpura-pura dan menerapkan standar ganda dalam memberikan sanksi kepada Belarusia atas pembajakan pesawat sambil menutup mata atas persoalan agresi Israel.

Baca Juga

“Kebijakan untuk menyelesaikan apartheid Israel tidak akan berhasil. Anda tidak bisa menenangkan para rasialis dan pembunuh. Bahkan, Uni Eropa tidak bisa dipercaya. Israel membunuh anak-anak, lebih dari 65 anak dibunuh,” kata Kenny dalam pidato di senat Irlandia.

Kenny tidak habis pikir saat Uni Eropa memiliki perjanjian perdagangan dengan Israel yang bernilai miliaran, tapi Uni Eropa tidak pernah memberikan sanksi. “Kita harus berdiri bersama rakyat Palestina dan mengatakan Israel adalah negara rasialis,” ujar dia.

Seruan Kenny untuk sanksi Israel menyusul mosi parlemen yang diajukan pada Selasa oleh Sinn Fein yang mengutuk “aneksasi de facto” Israel atas tanah Palestina. 

Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney yang telah berada di bawah tekanan untuk mengusir duta besar Israel untuk Irlandia, mendukung mosi tersebut. Coveney mengutuk perlakuan Israel terhadap orang-orang Palestina di tanah yang diduduki.

“Skala, kecepatan, dan sifat strategis tindakan Israel pada perluasan pemukiman telah membawa kami ke titik di mana kami harus jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Ini adalah aneksasi de facto,” kata Coveney dalam sebuah pernyataan kepada parlemen.

Dilansir Anadolu Agency, Kamis (27/5), pekan lalu, gencatan senjata yang ditengahi Mesir antara kelompok perlawanan Palestina dan Israel mulai berlaku yang mengakhiri pertempuran selama 11 hari. Setidaknya 284 warga Palestina telah tewas, termasuk 69 anak-anak dan 40 wanita. Sementara itu, 1.910 lainnya terluka dalam serangan Israel. 

Sumber: anadoluagency     

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement