Kamis 27 May 2021 08:18 WIB

West Bandits Waspadai Permainan Fisik Satria Muda Pertamina

Di atas kertas dan secara materi pemain, West Bandits memang kalah dari Satria Muda.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Pelatih West Bandits Solo Raoul Miguel Hadinoto.
Foto: Instagram
Pelatih West Bandits Solo Raoul Miguel Hadinoto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- West Bandits Solo kembali menjadi tim yang tak diunggulkan di laga semifinal IBL Pertamax 2021 yang akan digelar Jumat (28/5) di Mahaka Arena Kelapa Gading Jakarta. Usai mengalahkan Prawira Bandung 2-1, tim asuhan Raoul Miguel Hadinoto ini akan menantang Satria Muda Pertamina Jakarta.

Di atas kertas dan secara materi pemain, West Bandits memang kalah dari Satria Muda. Dalam dua pertemuan di babak reguler, tim debutan itu pun kalah 0-2 dari Satria Muda.

Namun di babak play-off semua bisa terjadi, dan itu sudah dibuktikan West Bandits yang berhasil menyingkirkan Prawira Bandung. Ebos, sapaan akrab Raoul Miguel Hadinoto, ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (26/5), mengakui secara materi lawan memang lebih komplet.

"Satria Muda lebih lengkap materi pemainnya, pemain cadangan merata kemampuannya, secara size mereka juga lebih unggul. Tetapi basket adalah permainan tim. Jadi apapun bisa terjadi. Saat ini kami sedang mempelajari permainan lawan dengan melihat rekaman pertandingan. Pasti, Satria Muda akan bermain lebih fisik dibanding Prawira Bandung. Pertahanan harus kami kuatkan," ujar Ebos.

West Bandits memanfaatkan dua hari libur ini untuk melakukan recovery setelah tiga kali bermain beruntun. "Kami rendam es, latihan pun ringan saja, hanya melakukan shooting-shooting. Ini agar pemain kembali pulih saat bertanding nanti. Bersyukur semua pemain tak ada yang cedera dan siap dimainkan," jelas Ebos.

Ebos percaya timnya masih bisa melangkah lebih jauh karena chemistry sudah bagus. "Tinggal bagaimana pemain menjalankan sistem dan konsistensi dalam game plan sepanjang pertandingan. Peluang menang tetap terbuka."

Sementara itu, asisten pelatih Satria Muda, Ismael mengaku tidak menyangka lawan yang akan dihadapi di semifinal nanti adalah West Bandits yang dikalahkan Prawira Bandung dua kali di reguler dan kalah di gim pertama play-off.

Setelah gim pertama yang ditampilkan Prawira Bandung, secara pribadi Ismael tidak menduga West Bandits dapat membalikkan keadaan. "Namun perubahan yang dilakukan Coach Ebos di gim kedua terlihat. Mereka lebih agresif, memanfaatkan offensive rebound yang berbuah poin. Terlihat rookie mereka juga bermain sangat cerdas, Patrick Nicolas, Habib Titoaji, dan Rio Disi," jelasnya.

Ismael mengakui chemistry para pemain West Bandits saat ini semakin solid. "Kesalahan yang dilakukan cepat diperbaiki. Mereka juga lebih baik offensive rebound, shooter mereka seperti Mei Joni, Andre Adriano, Habib, dan Widi, sangat berbahaya."

Ketika disinggung apakah lebih senang bertemu West Bandits yang sudah dikalahkan dua kali musim ini, Ismael mengatakan, saat tampil di play-off semua berubah dan tidak sama lagi dengan musim reguler. "Mental, game plan, dan kondisi pemain-lah yang menentukan di play-off. Jadi saya tidak bisa bilang lebih senang kami bertemu siapa di semifinal," tegasnya.

Apalagi, lanjut Ismael, langsung bermain di babak semifinal ada untung dan ruginya. Memang, Satria Muda mendapat waktu istirahat lebih lama. Namun kerugiannya tim belum mendapatkan feel the game. "Ruginya langsung main di semifinal karena kami tidak ada game setelah sparring terakhir. West Bandits lebih dulu dapat feel the game play-off-nya." 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement