Kamis 27 May 2021 11:58 WIB

Wasekjen MUI Ajak Umat Kembali Jihad Atasi Covid-19 

Wasekjen MUI mengajak umat dan bangsa bahu membahu lawan Covid-19

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Wasekjen MUI mengajak umat dan bangsa bahu membahu lawan Covid-19. Gedung MUI
Foto: MUI
Wasekjen MUI mengajak umat dan bangsa bahu membahu lawan Covid-19. Gedung MUI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI), Ustadz Arif Fahrudin mengajak umat meningkatkan soliditas jihad akbar pengentasan wabah Covid-19 dari aspek kesehatan dan aspek ekonomi kerakyatan. 

"Saya mengajak seluruh pengurus MUI di semua tingkatan, masyarakat, umat, ormas dan lembaga keagamaan untuk meningkatkan soliditas jihad akbar pengentasan wabah Covid-19 dari aspek kesehatan dengan cara meningkatkan kesadaran tinggi dan disiplin penerapan protokol kesehatan Covid-19," kata Ustadz Fahrudin melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Kamis (27/5). 

Baca Juga

Dia menyampaikan, meningkatkan soliditas jihad akbar pengentasan wabah Covid-19 juga perlu dari aspek ekonomi kerakyatan. Caranya, mereka yang berkecukupan dan punya kelebihan secara ekonomi harus lebih peduli membantu sesamanya yang lemah dan terdampak wabah Covid-19.  

Ustadz Fahrudin mengingatkan, pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Serta memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 

Dia juga mengatakan, setelah mengamati dinamika kehidupan global dan nasional yang hingga saat ini masih diliputi berbagai krisis dari masalah politik, kesehatan, ekonomi, dan kemanusiaan, dia mengingatkan semuanya bahwa selain krisis politik dan kemanusiaan yang sedang terjadi di tingkat global, di dalam negeri bangsa Indonesia juga masih terus berjuang keras untuk mengendalikan wabah Covid-19.  

"Belum berakhirnya wabah Covid-19 di Indonesia hingga kini berdampak serius kepada peningkatan angka kemiskinan, meningkatnya pasien, meningkatnya kriminalitas, dan melemahnya partisipasi aktivitas pendidikan bangsa di mana sebagian besar adalah dari umat Islam sendiri," ujarnya. 

Ustadz Fahrudin menegaskan, jika tidak terwujud totalitas dan soliditas partisipasi antara pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia dalam penanganan Covid-19, bisa berpotensi mengakibatkan dampak bahaya nyata di berbagai sektor. Di antaranya melemahnya kesehatan dan keselamatan jiwa bangsa, melemahnya perekonomian nasional, renggangnya ikatan sosial (social bondingless), defisit sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, hingga krisis disrupsi kepercayaan dan rasa keadilan antar elemen bangsa. 

"Krisis kesehatan dan keselamatan berpotensi merambat kepada krisis ekonomi dan krisis harmoni kehidupan politik-kebangsaan," jelasnya.  

Wakil Sekretaris Jenderal MUI ini mengatakan, fokus dan heroisme bangsa Indonesia terhadap krisis kemanusiaan di tingkat global adalah bentuk konkret  keteladanan bangsa Indonesia di level dunia internasional. 

Maka, keteladanan tersebut menjadi lebih baik lagi dengan diiringi secara sepadan bahkan lebih serius berupa semangat heroisme dan langkah-langkah konkrit dari pemerintah, seluruh lapisan umat, organisasi, dan lembaga keagamaan untuk melindungi dan menyelamatkan umat serta bangsanya sendiri dari bahaya keterancaman jiwa, defisit kualitas generasi masa depan, dan melemahnya ketahanan perekonomian nasional sebagai dampak wabah Covid-19 dari hulu hingga hilir. 

"Semoga Allah SWT senantiasa melindungi bangsa Indonesia dan seluruh umat manusia dari segala bentuk marabahaya, dan menuntun kita menuju Indonesia yang maju, sehat, dan kuat," kata Ustadz Fahrudin.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement