Tingkatkan Produktivitas, Peran BPP Kostratani Diperkuat
Red: Fernan Rahadi
Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang pusat gerakannya ada di kecamatan saat ini gencar berperan dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi COVID-19. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan Kostratani, pertanian akan lebih maju mandiri bahkan dengan pengolahan yang lebih modern. | Foto: istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Peningkatan produktivitas sektor pertanian terus dikejar Kementerian Pertanian. Berbagai upaya pun dilakukan termasuk menggerakkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, mengatakan peningkatan kapasitas SDM bisa dilakukan melalui Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani). Menurutnya, peran Kostratani sangat dibutuhkan, khususnya untuk membantu petani meningkatkan produktivitas.
"Produktivitas itu bisa dicapai jika ada yang menggerakkan. Dan yang menggerakan itu tentunya penyuluh dan petani dengan didukung Kostratani," ujar Syahrul, Kamis (27/5).
Kostratani, Mentan melanjutkan, berbasis teknologi informasi (IT) era 4.0 mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern. "Maka dia harus betul-betul bisa meningkatkan produktivitas dan dari praktik hal itu terjadi. Produktivitas pertanian kita meningkat dengan hadirnya Kostratani dan penyuluh yang mumpuni," ujarnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengungkapkan hal senada. Di sela kunjungan kerja ke Sulawesi Utara (Sultra), Dedi menyempatkan diri melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas. Dalam pertemuan tersebut, keduanya banyak memperbincangkan kemajuan pertanian Indonesia, utamanya dalam hal pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian.
Ia melihat potensi pertanian yang begitu besar di Provinsi Sultra. Kementan pun memberi perhatian lebih kepada sektor pertanian di Provinsi Sultra. "27 persen PDB di Sultra ini disumbangkan dari sektor pertanian. Artinya, pertanian ini sangat dominan. Sentra ekspor kakao, cokelat itu dari Sultra. Belum lagi komoditas lainnya. Ada tebu di Bombana. Saya optimis ke depan Sulta akan menjadi sentra gula," tuturnya.
Untuk semakin mengembangkan pertanian Provinsi Sultra ada beberapa hal yang akan dilakukan, utamanya dalam hal pengembangan SDM melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang dipusatkan di kecamatan atau Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). "Pembangunan sarana prasarana, inovasi teknologi akan percuma kalau SDM-nya tidak bagus. Kita komitmen membangun SDM di Sultra ini, utamanya penyuluh. Dari BPP kita tingkatkan SDM-nya," tutur Dedi.