Observatorium Keliling Ponpes Assalaam Dilengkapi 4 Teleskop

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq

Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam memiliki laboratorium observasi keliling bernama CASAMO kependekan dari Club Astronomi Santri Assalaam Mobile Observatory. Mobile observatory tersebut menjadi yang keempat di Indonesia dan yang pertama di pondok pesantren
Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam memiliki laboratorium observasi keliling bernama CASAMO kependekan dari Club Astronomi Santri Assalaam Mobile Observatory. Mobile observatory tersebut menjadi yang keempat di Indonesia dan yang pertama di pondok pesantren | Foto: Republika/binti sholikah

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam memiliki laboratorium observasi keliling bernama CASAMO, kependekan dari Club Astronomi Santri Assalaam Mobile Observatory. Mobil yang dilengkapi empat teleskop tersebut senilai hampir Rp 1 miliar.

CASAMO baru bisa direalisasikan sejak digagas 16 tahun lalu. Mobile observatory tersebut menjadi yang keempat di Indonesia dan yang pertama di pondok pesantren. Tiga lainnya yakni, satu di Planetarium Jakarta dan dua sisanya dimiliki Nahdlatul Ulama (NU).

Kepala Pusat Astronomi PPMI Assalaam, AR Sugeng Riyadi mengatakan, CASAMO semacam observatorium keliling yang terinspirasi adanya perpustakaan keliling dan ambulans keliling. Jika perpustakaan keliling bertujuan membantu masyarakat membaca segala sesuatu di bumi, maka observatorium keliling membantu membaca fenomena alam di luar bumi.

"Ini observatorium yang bisa berkeliling, karena kami sudah punya observatorium di sini, sehingga masyarakat yang tidak bisa berkujung akan kami kunjungi," ujar Sugeng, seusai peresmian CASAMO di kompleks PPMI Assalaam, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (26/5) sore.

Sugeng menjelaskan spesifikasi CASAMO berupa mobil Mitshubishi F71 yang dimodifikasi sedemikian rupa. CASAMO yang dirancang di Magelang selama pandemi Covid-19 memiliki fasilitas AC, genset, layar LCD, dan empat teleskop masing-masing dua manual dan dua digital.

Satu teleskop paling besar bermerek HOBYM Crux 200 Harmonic Drive Mount yang ditempatkan di bagian atas mobil. Selain itu, di dalam CASAMO juga terdapat aksesories astronomi, software, serta film tentang astronomi. "Total biayanya hampir Rp 1 miliar, di mana teleskopnya lebih mahal dibandingkan mobilnya," ujar Sugeng.

Awalnya, papar dia, CASAMO akan berkeliling secara terjadwal mengunjungi sejumlah lokasi untuk perkenalan kepada masyarakat. Selanjutnya, diharapkan masyarakat aktif untuk mengajukan permintaan agar didatangi CASAMO.

Nantinya, masyarakat cukup mendaftar lewat formulir yang disediakan PPMI Assalaam. Selanjutnya, akan didata selama sebulan akan mengunjungi berapa lokasi.

"Seperti yang dikatakan Kepala LAPAN Prof Thomas, CASAMO ini menjadi salah satu solusi untuk mengamati langit malam di beberapa daerah yang polusi cahaya minim dengan harapan hasilnya bisa maksinal karena tidak ada gangguan cahaya," jelasnya.

Selain itu, CASAMO bisa membantu masyarakat khususnya umat Muslim dalam menjalankan ibadah, seperti penentuan awal bulan, waktu shalat, penentuan arah kiblat, maupun pengamatan gerhana. Peluncuran CASAMO dihadiri Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Prof Thomas Djamaluddin, yang memberikan sambutan secara daring melalui Zoom Meeting.

Thomas menjelaskan, Mobile Observatory Assalaam akan menjadi salah satu sarana pendidikan dan edukasi publik terkait dengan sains. Selama ini, pesantren sering diasosiasikan dengan pelajaran-pelajaran yang sarat ilmu keagamaan. Tetapi, Ponpes Assalaam memberikan terobosan di dunia sains dengan adanya CASAMO.

"Dengan adanya CASAMO bukan hanya kajian teoritik dengan mempelajari aspek-aspek astronomi dari segi rumus-rumusnya, tetapi juga bisa mengamati secara langsung fenomena-fenomena astronomi dan juga penting memberikan edukasi kepada masyarakat. Ilmu yang dipelajari di pesantren untuk berzikir kepada Allah dan juga membaca ayat-ayat kauniyah di alam, itu akan meningkatkan ketakwaan kita," terang Thomas.

Dengan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait astronomi sebagai sains paling tua, lanjutnya, diharapkan bisa mendorong masyarakat khususnya pelajar untuk bisa mencintai sains. Di samping itu, adanya Mobile Observatory bisa menjangkau daerah yang masih minim polusi cahaya.

Sehingga bisa menikmati gugusan galaksi bima sakti maupun nebula-nebula yang mempesona. CASAMO diharapkan mendorong minat para pelajar khususnya santri Assalaam dan pelajar umum untuk bisa mencintai sains dan menganggap sains sesuatu yang indah. Thomas juga berharap CASAMO memberikan manfaat untuk bisa memperkuat zikir kepada Allah dan mempertajam tafakur kepada ayat-ayat kauniyah.

Sementara itu, Direktur PPMI Assalaam, Ustaz Uripto Yunus mengatakan, peluncuran CASAMO menunjukkan PPMI Assalaam memberikan perhatian terhadap perkembangan sains. Diharapkan para santri memiliki bekal yang mumpuni dalam bidang sains dan teknologi sehingga siap berkompetisi dalam kompetisi global.

"Juga diharapkan semakin memudahkan masyarakat umum khususnya santri dan pelajar dalam memperdalam ilmu astronomi serta memberikan manfaat secara umum. Sehingga nantinya masyarakat umum semakin familiar dan mengenal lebih dekat astronomi dan PPMI Assalaam," kata dia.

Terkait


Ilmuwan Muslim Beri Pengaruh Peradaban Cina Soal Astronomi

Lapan: Sains dan Agama tak Terpisahkan dalam Penentuan Hilal

Ada Ledakan Meteor Berbahaya pada Ramadhan? Cek Faktanya!

Phantom Tempus, Koleksi Rolls-Royce Terinspirasi Astronomi

Batu Meteorit di Lampung Terkandung Logam Berat

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark