Kamis 27 May 2021 16:04 WIB

BIN: Kelompok Separatis Papua Ingin Ganggu Pelaksanaan PON

BIN indikasikan kelompok separatis papua ingin ciptakan instabilitas saat PON.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bayu Hermawan
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.
Foto: Istimewa
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Wakabin) Letjen TNI Purn Teddy Lhaksmana Widya Kusuma mengatakan, kelompok separatis Papua (KSP) memanfaatkan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua untuk menciptakan instabilitas. Dia menduga Veronica Koman dan Benny Wenda yang berada di luar negeri sedang menarik perhatian dunia.

"Terdeteksi pula bahwa KSP bermaksud memanfaatkan pelaksanaan PON XX 2021 untuk ciptakan instabilitas, untuk menarik perhatian dunia, antara lain Veronica Koman dan Benny Wenda di luar negeri," ujar Teddy dalam rapat Pansus Otsus Papua DPR RI, Kamis (27/5).

Baca Juga

Teddy mengatakan, momentum amandemen UU Otsus Papua telah dimanfaatkan pendukung KSP untuk memasifkan berbagai aksi. Aksi ini antara lain pelaksanaan rapat dengar pendapat (RDP) Majelis Rakyat Papua (MRP), unjuk rasa menyusun petisi rakyat Papua, rencana mogok sipil nasional, dan provokasi di media sosial oleh Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULWMP).

Menurut Teddy, kelompok front politik yang didukung oleh kelompok-kelompok klandestin melakukan manuver politik dengan mengintervensi dan mengarahkan agenda RDP dan RDPU (RDP umum). Hal ini bertujuan agar hasil evaluasi otsus Papua merekomendasi penolakan otsus dan mendukung referendum di Papua.

Dalam hal ini, BIN mendeteksi gangguan keamanan dirancang untuk menciptakan situasi yang mencekam. Teddy menyebut, ganggunan keamanan diciptakan sebagai salah satu strategi untuk menutupi tindak penyalahgunaan dan penyelewengan dana otsus selama ini.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement