Kamis 27 May 2021 16:04 WIB

Jam Kuno Warisan Peradaban Islam

Banyak jenis jam kuno pernah dibuat umat manusia, sebagian dibuat umat Islam.

Foto: Infografis Republika
Infografis Jam Kuno Warisan Islam

REPUBLIKA.CO.ID, Pada abad ke-8, Eropa belum mengenal alat pengukur waktu. Harun al-Rashid memberi hadiah jam untuk Charlemagne di Eropa, jam tersebut dianggap sebagai keajaiban.

Laman Muslim Heritage, menerangkan jenis-jenis jam kuno yang pernah digunakan umat manusia di masa lalu. Sebagian di antaranya banyak dibuat oleh cendekiawan Muslim.

Baca Juga

Jam Harun al-Rashid

Penggunaan umum jam air pada zaman Harun Al-Rasyid dibuktikan dalam tulisan ahli zoologi Al-Jahiz (776 - 868). Dalam Kitab al-Haywan (The Book of Animals) bahwa: Khalifah dan cendekiawan Muslim menggunakan astrolab pada siang hari dan bankamat (jam air) pada malam hari untuk menentukan waktu.

Jam Abbas bin Firnas

Ilmuwan Cordoba, Abbas Ibn Firnas (wafat 888) membuat jam air untuk Emir Umayyah dari Cordoba, Muhammad I (wafat 866).  Jam itu disebut al-miqata (dari kata Arab al-miqat, yang berarti penghitungan waktu).

Jam Bou-'Inan

Jam air spektakuler (Mangana) dirancang dan dibangun oleh pengawasnya (muwaqqit) Ali bin Ahmad al-Tlemceni.  Fitur utama dari jam ini adalah ukurannya yang besar, jumlah jendela, bunyi nyaring setiap jam, dan jam hariannya berubah sesuai dengan musim setiap hari.

Jam Masjid Qarawiyyin

Jam air dalam ruangan yang lebih kecil digunakan di Masjid Qarawiyyin, Fez. Jam ini dibangun oleh Abu Zayd Abd al-Rahman bin Sulaiman al-Lajjai. Jam tersebut masih ada dan dapat dilihat di dalam Masjid di ruang Muwaqqit. 

Jam tersebut disebut sebagai Magana. Ciri khas jam ini adalah ia memiliki Astrolabe yang terpasang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement