REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut menilai kasus Covid-19 yang menyebar di salah satu kampung yang berlokasi di Kecamatan Bungbulang bukan berasal dari pemudik. Sebab, pemudik yang diduga membawa virus ke kampung itu dinyatakan negatif Covid-19.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran, pemudik tersebut datang ke kampungnya sudah membawa hasil rapid test antigen yang hasilnya negatif. Sepulang dari Garut, pemudik tersebut kembali menjalani rapid test antigen di Bandung. Hasilnya kembali negatif.
"Kita tak bisa memastikan dari mana. Tapi kayaknya mah bukan dari pemudik," kata dia, Kamis (27/5).
Ia menambahkan, pemudik itu memang pernah terkonfirmasi Covid-19. Namun, pemudik itu terkonfirmasi pada November 2020. Artinya, kemungkinan besar yang bersangkutan sudah bebas Covid-19.
"Kalau sudah seperti ini, sulit ditelusuri. Namun sepertinya bukan jadi pemudik itu," kata Leli.
Ia menjelaskan, kasus Covid-19 di kampung itu awalnya berasal dari seorang warga yang sakit. Kemudian, warga itu kedatangan anaknya yang pulang dari Bandung untuk Lebaran bersama.
"Memang ayah dan ibunya positif. Namun sebelum anaknya yang pemudik datang, kedua orang tuanya sudah sakit," kata dia.
Leli menilai, penyebaran Covid-19 di kampung itu bisa saja dari aktivitas orang tua pemudik tersebut sebelum sakit. Bisa juga, tetangga yang menjenguk mereka justru membawa virus Covid-19.
Berdasarkan data terkahir, total terdapat 43 orang warga kampung itu yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak sembilan orang dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, 31 orang menjalani isolasi di GOR desa setempat, dan tiga orang menjalani isolasi mandiri.
"Sekarang rata-rata kondisinya sudah membaik," ujar Leli.
Sementara itu, Camat Bungbulang, Caca Rifai mengatakan, aktivitas warga di kampung itu masih diperketat. Warga dari luar masih belum diperbolehkan masuk ke dalam kampung. "Yang positif mayoritas masih menjalani isolasi di GOR desa," kata dia.
Ia menambahkan, kondisi warganya yang terkonfirmasi positif rata-rata dalam keadaan baik. Namun, mereka harus masih menjalani isolasi sebelum dapat beraltivitas kembali seperti biasa.
"Kalau yang isolasi di GOR desa itu seharusnya hanya sampai hari ini. Tapi kita masih tunggu keputusannya dari tim di lapangan," kata Caca.
Kasus Meningkat
Leli mengatakan, kasus Covid-19 di Kabupaten Garut cenderung mengalami peningkatan pascalebaran. Penambahan kasus positif Covid-19 rata-rata berada di angka puluhan per harinya.
"Masih terjadi kenaikan dari sebelum Lebaran. Sebelum lebaran tu kasus harian masih belasan. Sekarang puluhan," kata dia.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, pada Rabu (25/5) terdapat penambahan sebanyak 43 kasus positif Covid-19. Pada hari itu pula dilaporkan terdapat tiga kasus Covid-19 yang meninggal dunia.
Hingga Rabu, total kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut berjumlah 9 544 kasus. Sebanyak 556 orang masih menjalani isolasi mandiri, 190 orang isolasi di rumah sakit, 8.387 orang telah sembuh, dan 411 orang meninggal dunia.
Sebelumnya, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengatakan, kasus Covid-19 di daerahnya meninggkat dua kali lipat pascalebaran. Ia mengungkapkan, sejumlah rumah sakit sudah mulai terisi pasien Covid-19 rumah sakit.
“Tadi saya mendapatkan laporan bahwa minggu ini ada peningkatan dua kali lipat yang positif Covid-19. Minggu kemarin ada 140-an sekarang 280 orang. RSUD Garut sudah mulai penuh," kata dia.
Karena itu, Helmi meminta satgas Covid-19 segera melakukan tindakan dan melaporkan jika ada masyarakat yang mempunyai gejala Covid-19. Dengan begitu, kasus Covid-19 dapat segera ditangani dan tidak akan menjadi ledakan yang lebih besar.