Mahasiswa UII Bantu Sanitasi dan Air Bersih di Pulau Bungin
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UII. | Foto: Wahyu Suryana.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sekelompok mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang tergabung dalam startup AiKite melaksanakan program pengabdian masyarakat di Pulau Bungin, NTB. Kegiatan fokus ke peningkatan pemahaman pentingnya sanitasi dan air bersih.
Mereka terdiri dari Nuha Anfaresi, Ainun Mardiah, Ainur Rifa Aliifa, Hidayatun Nafi'ah, dan Ajwad El Amin. Selama tujuh hari, mereka secara intens berdialog dengan masyarakat dan menggali potensi lokal tingkatkan kualitas sanitasi desa.
Ketua tim, Nuha mengatakan, Pulau Bungin memiliki potensi dikunjungi wisatawan, namun dari segi air dan lingkungan belum memadai. Ia menilai, diperlukan usaha edukasi, pengembangan serta pengelolaan lingkungan secara bertahap dan berkala.
Salah satu tantangan yang dihadapi kondisi air di Desa Bungin yang masih payau karena jarak pengambilan yang dekat laut. Sumber air bersih PDAM hanya dapat diakses 30 persen masyarakat, dan masih banyak belum memiliki toilet pribadi.
"Hanya beberapa rumah saja yang ada toilet, bisa dihitung jari. Mereka buang hajat, mandi, dan buang sampah ke laut," kata Nuha, Kamis (27/5).
Untuk itu, langkah pertama mengedukasi masyarakat tentang pentingnya air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan. Edukasi dilakukan tiga bagian, yang pertama untuk anak-anak, kedua untuk masyarakat, lalu ketiga untuk jamaah-jamaah masjid.
Tim senantiasa berkonsultasi dengan kepala Desa Pulau Bungin sebelum menjalankan program serta memakai pendekatan religius melalui kajian Subuh tentang air. Usai edukasi tim juga memasang instalasi filter reverse osmosis untuk membantu warga.
"Jika masyarakat sudah teredukasi dengan operasional filter, maka nanti filter dapat kami bantu untuk duplikasi, sehingga kebutuhan air bagi masyarakat Pulau Bungin dapat terpenuhi," ujar Nuha.
Meski begitu, ada tantangan di penyediaan sarana toilet yang cukup bagi warga. Selain membutuhkan dana yang tidak sedikit, diperlukan koordinasi yang intens dengan pemerintah setempat. Ada lebih dari 1.000 KK dengan toilet yang minim.
Nuha berharap, bila kegiatan ini terpublikasi dengan baik akan semakin banyak dukungan ke startup mereka. Sehingga, kegiatan mereka bisa maksimal membantu masyarakat Pulau Bungin mendapat filter air bersih dan akses toilet memadai.
Kepala Desa Pulau Bungin, Jaelani, memberikan apresiasi atas kehadiran tim yang membawa dampak positif bagi masyarakat Pulau Bungin. Baik dari segi sosial, bagi anak-anak sekolah dasar maupun kepada masyarakat setempat secara langsung.
"Walaupun teman-teman UII hanya beberapa hari, tapi sangat berdampak bagi masyarakat kami," kata Jaelani.