REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Negara bagian terpadat kedua di Australia, Victoria, akan memasuki satu pekan penguncian COVID-19. Pihak berwenang setempat sedang berjuang untuk menahan wabah baru yang sangat menular.
Langkah penguncian akan memaksa hampir tujuh juta penduduknya untuk tetap di rumah, kecuali untuk urusan penting. Dari pukul 23.59 waktu setempat pada Kamis (27/5) hingga 3 Juni, warga hanya akan diizinkan meninggalkan rumah mereka untuk pekerjaan penting, perawatan kesehatan, belanja bahan makanan, olahraga, atau menjalani vaksinasi virus corona.
"Kami telah melihat lebih banyak bukti bahwa kami berurusan dengan jenis virus yang sangat menular, varian yang mengkhawatirkan, yang menyebar lebih cepat daripada yang pernah kami catat," kata pelaksana tugas (Plt) pemimpin Negara Bagian Victoria James Merlino kepada wartawan di Melbourne.
Merlino mengatakan pelacak kontak telah mengidentifikasi lebih dari 10.000 kontak primer dan sekunder yang perlu mengarantina, menguji, dan mengisolasi diri. Dia menambahkan jumlah itu akan terus bertambah dan berubah.
Sekelompok kasus baru infeksi corona di Melbourne yang terdeteksi awal pekan ini telah membengkak menjadi 26 kasus pada Kamis setelah Victoria melaporkan 12 kasus baru dalam semalam. Sementara jumlah lokasi yang terpapar virus naik menjadi di atas 150.
Penguncian dilakukan hanya beberapa hari setelah pihak berwenang mengaktifkan kembali langkah pembatasan virus corona untuk ibu kota negara bagian Victoria, Melbourne. Pihak berwenang membatasi jumlah orang yang berkumpul dan mewajibkan penggunaan masker di restoran, hotel, serta lokasi dalam ruangan lainnya hingga 4 Juni.
Para petugas telah melacak klaster terbaru, yang pertama di negara bagian itu dalam lebih dari tiga bulan, yakni dimulai dari seorang pelancong luar negeri yang terinfeksi dengan virus corona varian yang pertama kali ditemukan di India. Namun, jalur penularan virus masih belum jelas.
Pria asal negara bagian Victoria yang tidak disebutkan namanya itu dinyatakan negatif COVID setelah menyelesaikan karantina di negara bagian tetangga, South Australia. Dia terbang ke Melbourne bulan ini tetapi dinyatakan positif enam hari setelah dia tiba.
Victoria mengalami salah satu penguncian paling ketat dan terpanjang di dunia tahun lalu. Victoria bertujuan untuk menekan gelombang kedua COVID-19 yang menewaskan lebih dari 800 orang di negara bagian itu.
Angka tersebut merupakan 90 persen dari total kematian akibat COVID-19 di Australia sejak pandemi mulai muncul. Pelacakan kontak yang cepat, langkah penguncianyang cepat, dan aturan jarak sosial yang ketat telah membantu Australia menjaga angka COVID-19 relatif rendah, dengan total lebih dari 30.000 kasus dan 910 kematian.