REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak pasukan Eritrea dan etnis Amhara mundur dari wilayah Tigray, Ethiopia. Ia meminta pemerintah Ethiopia memberi akses untuk menyalurkan bantuan kemanusian demi mencegah bencana kelaparan wilayah konflik tersebut.
Konflik antara pasukan pemerintah Ethiopia dengan Tigray People's Liberation Front (TPLF) yang pecah pada November lalu menewaskan ribuan orang dan memaksa 2 juta lainnya mengungsi. Pasukan Amhara dan negara tetangga Eritrea masuk ke Tigray untuk membantu pasukan pemerintah.
"Pasukan yang bertempur di wilayah Tigray harus mendeklarasikan dan mematuhi gencatan senjata dan pasukan Eritrea dan Amhara harus ditarik mundur," kata Biden dalam pernyataannya, Kamis (27/5).
"(Pasukan Ethiopia dan Eritrea) harus segera mengizinkan, akses bantuan kemanusiaan tanpa rintangan ke wilayah itu demi mencegah kelaparan," tambahnya.
Juru bicara Perdana Menteri, Kementerian Luar Negeri dan gugus tugas pemerintah Ethiopia pada isu Tigray belum menjawab permintaan komentar. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan 91 persen dari 6 juta populasi Tigray membutuhkan bantuan.
Berdasarkan catatan Dewan Keamanan PBB, Selasa (26/5) lalu Kepala OCHA Mark Lowcock mendesak Dewan Keamanan PBB dan negara-negara di seluruh dunia untuk 'mengambil langkah untuk mencegah kelaparan'.
"Sudah jelas karena konflik kerawanan pangan masyarakat yang tinggal di wilayah Tigray saat ini meningkat sangat signifikan, dan pihak-pihak yang berkonflik membatasi akses pada pangan," kata Lowcock pada 15 negara anggota Dewan Keamanan dalam catatannya.