Jumat 28 May 2021 05:42 WIB

Vaksin Covid-19 Pengaruhi Ketidakteraturan Menstruasi

Banyak efek samping buruk dari vaksin Covid-19 yang perlu ditinjau lebih lanjut.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Banyak efek samping buruk dari vaksin Covid-19 yang perlu ditinjau lebih lanjut.
Foto: Prayogi/Republika.
Banyak efek samping buruk dari vaksin Covid-19 yang perlu ditinjau lebih lanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain gumpalan darah, ada banyak efek samping buruk dari vaksin Covid-19 yang masih perlu ditinjau lebih lanjut dan tentunya diwaspadai. Salah satunya adalah ketidakteraturan siklus menstruasi pada wanita.

Laporan tentang ketidakteraturan periode menstruasi banyak dilaporkan sejak awal musim semi di AS. Namun sejauh ini belum ada yang melakukan peninjauan secara sistematis akan masalah tersebut.

Baca Juga

Menurut laporan jurnalis Bloomberg, Faye Flam, sejauh ini para dokter baru melakukan tinjauan sederhana dari peserta yang telah divaksin melalui aplikasi V-Safe. 

"Tapi beberapa dokter ingin melihat sesuatu yang lebih besar dan lebih sistematis, di mana orang-orang melaporkan segala macam perubahan fisik secara real time pasca vaksin, termasuk ketidakteraturan menstruasi yang aneh ini," demikian laporan dari Faye Flam seperti dilansir dari laman Asharq Al-Awsat, Kamis (27/5).

Terkait masalah ini, Imunologi Universitas Johns Hopkins, Sabra Klein telah mengajukan proposal ke National Institutes of Health untuk mempelajari keterkaitan antara masalah menstruasi dan vaksin Covid-19.

"Sejauh ini belum ada penelitian yang menyebutkan, vaksin Covid-19 memiliki efek samping pada periode menstruasi wanita. Saya telah mengusulkan agar itu segera diteliti lebih lanjut," jelas dia.

Ada banyak bukti bahwa perbedaan jenis kelamin penting dalam tanggapan terhadap vaksin dan perlu lebih banyak penelitian. Wanita lebih mungkin melaporkan efek samping ringan atau sedang, dan lebih mungkin untuk menderita efek samping yang parah.

Setidaknya, 22 dari 28 orang yang menderita pembekuan darah yang mungkin terkait dengan vaksin Johnson & Johnson adalah perempuan. Wanita juga lebih mungkin menderita ruam yang parah dan ekstensif setelah mendapatkan vaksin Covid-19.

Saat ini, sumber utama informasi publik AS tentang efek samping vaksin adalah situs web yang disebut Sistem Pelaporan Kejadian Merugikan Vaksin (VAERS). Tetapi informasi di sana bisa saja menyesatkan atau tidak lengkap. Mengingat, dari setengah populasi AS yang telah divaksinasi Covid-19 diperkirakan banyak orang yang tidak melaporkan gejala atau efek samping yang dialaminya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement