REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Seorang Profesor hukum Tunisia telah menimbulkan kontroversi di negaranya karena mengatakan pembangunan masjid adalah sebuah pemborosan uang publik. Profesor hukum tata negara Amin Mahfoudh mengecam keras negara atas anggaran yang ditujukan membangun masjid di negara mayoritas Muslim Afrika Utara itu.
Dia menilai uang tersebut, beserta dana lain yang dialokasikan untuk melengkapi tempat ibadah dengan perbekalan ekstra, seperti AC menguras dana negara. "Bayangkan jumlah air yang digunakan (di masjid). Bukankah lebih tepat menggunakan jumlah ini di negara yang kekurangan air? Bukankah lebih tepat menggunakannya untuk irigasi?” kata Mahfoudh di salah satu postingan di Facebook dilansir di The New Arab, Rabu (26/5).
Mahfoudh menambahkan, hal yang sama terjadi pada penggunaan listrik masjid. Menurutnya, pemakaian listrik untuk masjid sudah berlebihan.
“Setiap pembangunan masjid baru adalah serangan terang-terangan terhadap semua prinsip konstitusi dan pemborosan uang publik. Dia yang memiliki logika, memiliki (kendali) takdir,” kata Mahfoudh.
Pernyataan profesor kontroversial itu menjadi bahan ejekan dan kritik di media sosial, dengan banyak Muslim Tunisia terprovokasi oleh komentarnya yang mereka anggap sebagai serangan terhadap keyakinan mereka. Mantan menteri Munji Marzouq menganggap kata-kata Mahfoudh sebagai absurditas intelektual yang sakit.
Ia bertanya tentang sumber kebahagiaan. "Apa tujuan mulia manusia, jika bukan kehidupan yang lebih baik, di mana seseorang menemukan kebahagiaan, ketenangan dan keseimbangannya?” katanya.
Beberapa menilai komentar Mahfoudh memiliki motif politik lain di belakangnya, karena dia dianggap dekat dengan Presiden Tunisia Kais Saied. Partai sekuler Tunisia yang berafiliasi dengan Saied telah berselisih dengan faksi politik Muslim yang lebih konservatif di negara itu, yang menyebabkan kebuntuan politik.
https://english.alaraby.co.uk/news/tunisia-professors-mosques-comment-stirs-controversy