Kamis 27 May 2021 22:59 WIB

Wali Kota: Siswa yang tak Diizinkan PTM Tetap Difasilitasi

Wali Kota berharap tidak ada polemik saat pelaksanaan PTM siswa

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya. Eri Cahyadi berharap tidak ada polemik ketika sekolah tatap muka mulai digelar di Kota Pahlawan. Maka dari itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tetap akan memfasilitasi siswa yang tidak diizinkan orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).
Foto: Humas Pemkot Surabaya
Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya. Eri Cahyadi berharap tidak ada polemik ketika sekolah tatap muka mulai digelar di Kota Pahlawan. Maka dari itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tetap akan memfasilitasi siswa yang tidak diizinkan orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap tidak ada polemik ketika sekolah tatap muka mulai digelar di Kota Pahlawan. Maka dari itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tetap akan memfasilitasi siswa yang tidak diizinkan orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

"Kalau ada orang tua yang masih ragu anaknya sekolah tatap muka kita tetap memfasilitasi. Sehingga siapa nyaman dengan tatap muka kita fasilitasi, maupun yang nyaman dengan daring tetap kita sediakan," kata Eri di Surabaya, Kamis (27/5).

Eri menekankan beberapa hal sebelum sekolah tatap muka digelar. Pertama, terkait penyesuaian jam belajar sekolah. Ia ingin agar jam belajar di kelas nantinya dapat selesai sebelum pukul 12.00 WIB.

"Kedua, protokol kesehatan pakai masker juga harus dipastikan. Ketiga, nanti tidak ada waktu jam istirahat atau keluar ke kantin. Anak-anak makanannya juga bawa dari rumah," ujarnya.

Eri kembali mengingatkan kepada seluruh kepala sekolah agar betul-betul memastikan anak yang hadir di sekolah membawa form persetujuan dari orang tua. Sedangkan untuk kapasitas murid di kelas, diatur 25 persen apabila sekolah tersebut berada dalam kategori zona oranye Covid-19.

"Terkait zona, misal oranye maka kita buka 25 persen. Kalau zona kuning atau hijau mungkin bisa dinaikkan (jumlah siswa)," kata dia.

Eri juga kembali menyampaikan kepada para kepala sekolah agar memastikan setiap guru yang mengajar PTM telah mengikuti dua kali vaksin. Apabila belum, para guru dan karyawan di sekolah tersebut dapat didata dan disampaikan ke Dispendik Surabaya.

Eri juga mendorong para guru di Surabaya agar dapat mengikuti sertifikasi. Harapannya, kualitas pendidikan di Surabaya, baik sekolah negeri maupun swasta bisa sejajar. Ia juga berpesan kepada para kepala sekolah agar mendata setiap guru yang belum mengikuti sertifikasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement