Jumat 28 May 2021 03:45 WIB

Studi: Segelas Susu per Hari Cegah Penyakit Jantung

Minum susu setiap hari memangkas risiko penyakit jantung koroner sebesar 14 persen.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Studi terbaru mengklaim segelas susu setiap hari dapat secara signifikan mengurangi risiko menderita penyakit jantung. (ilustrasi).
Foto: Pixabay
Studi terbaru mengklaim segelas susu setiap hari dapat secara signifikan mengurangi risiko menderita penyakit jantung. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Studi terbaru mengklaim segelas susu setiap hari dapat secara signifikan mengurangi risiko menderita penyakit jantung. Para peneliti juga menemukan peminum susu membuat kadar kolesterol lebih rendah, kolesterol ini biasanya menyumbat arteri dan memicu serangan jantung atau stroke.

Mereka yang minum susu setiap hari memangkas risiko penyakit jantung koroner sebesar 14 persen. Dengan mempelajari informasi kesehatan dari dua juta orang Inggris dan Amerika, para ilmuwan menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi susu dalam jumlah besar tidak terlalu rentan terhadap penyakit kardiovaskular.

Penemuan baru ini muncul saat semakin banyak bukti yang menunjukkan produk susu sebenarnya baik untuk kesehatan. Penelitian sebelumnya telah menyimpulkan produk susu itu buruk.

"Kami menemukan di antara peserta dengan variasi genetik yang kami kaitkan dengan asupan susu yang lebih tinggi, mereka memiliki BMI yang lebih tinggi, lemak tubuh, tetapi yang penting memiliki tingkat kolesterol jahat lebih rendah," kata ahli gizi di University of Reading sekaligus penulis utama studi tersebut, Profesor Vimal Karani dilansir dari Daily Mail pada Kamis (27/5).

Karani juga menemukan mereka yang memiliki variasi genetik memiliki risiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah secara signifikan. "Semua ini menunjukkan bahwa mengurangi asupan susu mungkin tidak diperlukan untuk mencegah penyakit kardiovaskular," lanjut Karani.

Sementara itu, sebuah tim peneliti menemukan peminum susu memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah. Kolesterol ini dapat menyumbat arteri dan memicu serangan jantung atau stroke. Namun, penulis studi menemukan peminum susu biasa umumnya memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi dibandingkan dengan peminum non-susu.

Diketahui, tim dari University of Reading, University of South Australia, Southern Australian Health and Medical Research Institute, University College London, dan University of Auckland mengambil pendekatan genetik untuk konsumsi susu. Mereka melihat variasi dalam gen laktase terkait dengan pencernaan gula susu yang dikenal sebagai laktosa. Mereka menemukan yang membawa varian tersebut adalah cara yang baik untuk mengidentifikasi mereka yang mengonsumsi lebih banyak susu.

"Tidak ada bukti asupan susu yang lebih tinggi meningkatkan kemungkinan diabetes. Susu telah lama dikenal untuk membantu membangun tulang yang sehat dan menyediakan tubuh dengan vitamin dan protein tambahan," ujar Karani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement