REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatatkan tren bunga kredit mengalami menurun. Hal ini seiring berbagai kebijakan yang telah diterapkan.
Tercatat penyaluran kredit per April 2021 masih minus 2,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 5.477,5 triliun. Berdasarkan laporan Bank Indonesia seperti dikutip Jumat (28/5) kontraksi penyaluran kredit sudah membaik dibandingkan bulan sebelum 3,7 persen.
Kontraksi terutama masih terjadi pada kredit korporasi minus 5,6 persen, meski lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang negatif 6,4. Sedangkan kredit debitur individu tumbuh positif 2,5 persen atau naik dari bulan lalu 0,7 persen.
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi (KI) terkontraksi 2,9 persen pada April 2021 tetapi tidak sedalam bulan sebelumnya yang minus 4,4 persen. Perkembangan kredit investasi dipengaruhi oleh perbaikan penyaluran kredit pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan serta sektor industri pengolahan.
Adapun kredit investasi sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan terkontraksi 0,5 persen, membaik dibandingkan pertumbuhan negatif bulan sebelumnya 2,7 persen.
Perbaikan terjadi terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor perkebunan kelapa sawit di Riau dan Kalimantan Selatan. Sedangkan kredit investasi sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 1,4 persen, tidak sedalam kontraksi bulan sebelumnya 4,1 persen, khususnya pada industri logam dasar besi dan baja di Banten dan DKI Jakarta.
Penyaluran kredit modal kerja (KMK) juga masih terkontraksi 3,8 persen tetapi juga membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang negatif 4,9 persen. Perbaikan kontraksi kredit terutama dipengaruhi sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR). KMK sektor PHR tumbuh negatif 1,3 persen, membaik dibandingkan Maret 2021 sebesar 3,5 persen, terutama dari realisasi kredit KMK sub sektor perdagangan di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Dari sisi lain, kredit konsumsi mencatatkan pertumbuhan positif 0,3 persen pada April, dibandingkan bulan sebelumnya yang negatif satu persen. Adapun perbaikan itu disebabkan oleh akselerasi penyaluran kredit KPR dan kredit multiguna.
Kredit properti tumbuh meningkat dari 4,3 persen menjadi 4,5 persen, terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit KPR/KPA yang naik dari 4,3 persen menjadi 5,5 persen pada April. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan kredit KPR tipe 22 sampai dengan 70 di Jawa Barat dan Banten.
Namun, kredit konstruksi dan kredit real estate tumbuh melambat. Adapun kredit konstruksi melambat dari 6,2 persen menjadi 5,1 persen, sedangkan kredit real estate tumbuh melambat dari 0,5 persen menjadi 0,2 persen.
Kemudian penyaluran kredit kepada UMKM pun membaik dari pertumbuhan negatif 2,7 persen menjadi 0,5 persen, sejalan dengan perbaikan kredit skala usaha mikro, kecil maupun menengah. Kredit usaha kecil dan menengah meningkat masing-masing sebesar 10,4 persen dan 8,3 persen.
Sedangkan kredit skala mikro masih terkontraksi sebesar 27,2 persen, sedikit membaik dari bulan sebelumnya 27,8 persen. Berdasarkan jenis penggunaan, perbaikan perkembangan kredit UMKM terjadi pada seluruh jenisnya yakni kredit modal kerja dan kredit investasi.
Kemudian kredit yang masih minus terjadi meski tren suku bunga kredit dan simpanan terus menurun. Adapun rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada bulan lalu tercatat sebesar 9,54 persen atau turun empat basis poin dibandingkan bulan sebelumnya. Sepanjang tahun ini, bunga kredit turun 13 bps.
Sedangkan suku bunga simpanan berjangka tenor satu bulan, tiga bulan, enam bulan, 12 bulan, serta 24 bulan menurun dari masing-masing 3,72 persen, 3,96 persen, 4,50 persen, 5,08 persen, dan 5,96 persen pada Maret 2021 menjadi 3,65 persen, 3,84 persen, 4,36 persen, 4,92 persen, dan 5,86 persen pada April 2021.