REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arsyad Arifi, Ketua PCIM Yaman
Bulan Syawal adalah bulan penuh kegembiraan. Pasalnya setelah berpuasa Ramadhan sebulan penuh, kita bisa bersuka cita menyambut kemenangan Idul Fitri di bulan Syawal. Selain hal itu Syawal memiliki keistimewaan, yaitu disunnahkannya puasa enam hari didalamnya.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:
عن أبي أيوب الأنصاري رضي الله عنه; أنه حدثه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال (مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ) رواه مسلم و أبو داود
“Diriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh” (HR Muslim, Kitab al-Shiyam, Bab Kesunahan puasa 6 hari syawal dan Abu Dawud).
Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim berkata,
فيه دلالة صريحة لمذهب الشافعي و أحمد و داود و موافقيهم في إستحباب صوم هذه الستة
Artinya:
“Dalam hadis ini terdapat dalil yang jelas dalam Madzhab Syafi’i, Ahmad, Dawud serta yang mengikuti pendapatnya tentang kesunnahan puasa enam hari (di bulan syawwal) ini.” (Syarh/8/45)