REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah direncanakan akan dioperasikan pada awal Juni 2021. Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) Muhammad Awaluddin memastikan sudah tuntas membangun fasilitas sisi udara dengan landasan pacu sepanjang 1.600 meter untuk mengakomodir penerbangan pesawat propeller ATR 72-600 dan sejenisnya serta apron seluas 69 x 103 meter dan taxiway dengan lebar 15 meter.
“Setelah pembangunan tuntas 100 persen, dilakukan proving flight oleh Kemenhub dan Citilink, yang berjalan dengan lancar dan sukses,” kata Awaluddin.
Awaluddin mengatakan, untuk sisi darat sudah diselesaikan pembangunan terminal penumpang dalam rangka minimum operation. Dia menuturkan, personel AP II siap mendukung operasional bandara baik dari unit Aviation Security (Avsec), Apron Movement Control (AMC), dan Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF). Begitu juga dengan personel administrasi dan maintenance yang juga sudah siap.
Awaluddin memastikan, stakeholders lain yang mendukung operasional bandara tersebut yakni ground handling, Pertamina, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes). Begitu juga dengan BMKG, Airnav Indonesia, maskapai Citilink, hingga penyedia transportasi moda darat.
Dia menambahkan, saat ini di Pulau Jawa trafik penerbangannya lebih banyak di wilayah utara. Awaluddin menilai, Lokasi Bandara Jenderal Besar Soedirman yang lebih ke selatan dapat mendorong pertumbuhan trafik di selatan.
AP II mendorong adanya rute penerbangan di wilayah selatan yang transit di setiap kota, dari barat hingga timur Jawa. “Misalnya, rute dari Bandara Halim Perdanakusuma-Bandara Husein Sastranegara-Bandara Jenderal Besar Soedirman-Bandara Banyuwangi,” jelas Awaluddin.
Sementara itu, Direktur Utama Airnav Indonesia M Pramintohadi Sukarno menyatakan kesiapan Airnav Indonesia. Pramintohadi memastikan, Airnav sudah menyiapkan prosedur, SDM, dan safety assessment untuk layanan navigasi bandara tersebut.
“Semuanya baik dan siap mendukung pengoperasian bandara Jenderal Besar Soedirman yang rencana dioperasikan pada awal Juni 2021,” kata Pramintohadi.
Pramintohadi mengharapkan pengoperasian bandara tersebut dapat mendukung pertumbuhan penerbangan di Selatan Jawa. Selain itu juga berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
Sejumlah aspek administrasi sudah disiapkan, antara lain diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 98 Tahun 2021 tertanggal 22 April 2021 yang menetapkan secara resmi bahwa pengelolaan Bandara Jenderal Besar Soedirman berada di bawah PT Angkasa Pura II (Persero).
“Surat keputusan tersebut menyatakan bahwa bandara yang dikelola AP II total berjumlah 20 bandara, ada penambahan 1 bandara yaitu Bandara Jenderal Besar Soedirman. Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan keputusan Kementerian Perhubungan yang menetapkan AP II selaku pengelola 20 bandara di Indonesia,” ujar President Director AP II Muhammad Awaluddin.
Kementerian Perhubungan saat ini telah menerbitkan Sertifikat Bandara Udara No: 0163/SBU-DBU/IV/2021 bagi Bandara Jenderal Besar Soedirman. Berikut juga dengan dokumen mandatori sudah disusun dan disetujui.
Bandara Jenderal Besar Soedirman merupakan bandara penunjang penerbangan bagi wilayah sekitar. Beberapa di antaranya Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Wonosobo.