Jumat 28 May 2021 16:49 WIB

Menko PMK Minta UMP Dirikan Pusat Rehabilitasi Narkoba Anak

Saat ini cukup banyak anak yang masih sekolah menjadi pecandu obat terlarang.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Menko PMK Muhadjir Effendy menfhadiri peringatan milad ke 56 Universitas Muhammadiyah Purwwokerto, Jumat (28/5). Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan pidato ilmiah, pengguntingan pita gedung UMP tower dan peresmian Banyumas Institut
Foto: Republika/eko widiyatno
Menko PMK Muhadjir Effendy menfhadiri peringatan milad ke 56 Universitas Muhammadiyah Purwwokerto, Jumat (28/5). Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan pidato ilmiah, pengguntingan pita gedung UMP tower dan peresmian Banyumas Institut

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Jawa Tengah, mendirikan pusat rehabilitasi narkoba bagi anak-anak. Hal itu dikatakan Muhadjir saat menyampaikan pidato ilmiah dalam rangka milad ke 56 UMP di auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP, Jumat (26/5).

''Saya sarankan Pak Rektor tidak hanya mendirikan panti asuhan Muhammadiyah bagi anak-anak. Tapi akan sangat bagus kalau UMP juga mendirikan panti asuhan yang bisa menjadi rehabilitasi anak penyandang ketergantungan obat-obatan terlarang,'' katanya.

Ia mengemukakan itu setelah mendengar pemaparan Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono yang dalam acara itu menyatakan telah memiliki pesantren yang khusus melakukan rehabilitasi pecandu narkoba. Wabup menyebutkan, pesantrennya tersebut berada di Sleman Yogyakarta.

Menko mengakui, saat ini cukup banyak anak yang masih sekolah di tingkat dasar menjadi pecandu obat-obatan terlarang. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan bisa menghancurkan masa depan bangsa, karena generasi bibit-bibit bangsa ini dirusak oleh obat-obat terlarang.

Bahkan dia menyebutkan, salah satu wilayah yang cukup masif dengan peredaran narkoba adalah wilayah di Kalimantan. Dia menyebutkan, narkoba masuk dari wilayah negara tetangga yang masuk melalui jalur-jalur tikus dan menyasar ke anak-anak desa. ''Semula gratisan, tapi lama-lama harus bayar,'' katanya.

Selain anak-anak, Muhajir menyebutkan, pekerja perkebunan juga menjadi sasaran peredaran narkoba. ''Awalnya pada mereka disebutkan obat kuat agar bisa tahan bekerja keras. Padahal itu merupakan obat terlarang,'' ujarnya.

Untuk itu, Muhadjir mengaku sangat mendukung adanya kegiatan kegiatan yang fokus pada upaya rehabilitasi  pecandu narkoba, terutama pada anak-anak. ''Harus ada gerakan besar-besaran untuk menyelamatkan generasi muda kita, generasi anak-anak kita''.

Sementara dalam sambutan sebelumnya, Wabup Banyumas Sadewo, menyebutkan cukup banyak anak di pesantrennya yang menjalani rehabilitasi dari ketergantungan narkoba. Dari beberapa kali pembicaraan, diketahui banyak anak menjadi pecandu narkoba setelah mendapat obat narkoba di tempat-tempat playstation atau game online.

''Ini perlu diwaspadai para orang tua yang memiliki anak-anak, karena tempat-tempat itu ternyata menjadi sarana pengedar untuk mengedarkan narkoba,'' katanya.

Awalnya, ungkap wabup, pengedar memberikan obat-obatan narkoba pada anak-anak di lokasi itu secara gratis. ''Namun bila sudah mulai kecanduan, maka anak-anak itu harus membeli,'' ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement