REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga Jumat (28/5), belum ada laporan yang diterima pemerintah terkait munculnya klaster tempat wisata saat libur Lebaran atau Idul Fitri 1442 Hijriyah. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, satgas tingkat daerah terus memantau perkembangan penularan, termasuk jika ada penularan yang berkaitan dengan kerumunan saat libur Lebaran.
"Sampai saat ini satgas belum mendapat laporan terkait klaster tempat wisata dan semoga tidak akan ada klaster baru lain yang bermunculan. Seperti sebelumnya, satgas daerah pasti akan menyampaikan laporan yang terbentuk karena klaster baru dan akan ambil tindakan penanganan yang diperlukan," kata Wiku dalam keterangan pers, Jumat (28/5).
Kendati belum ada laporan klaster tempat wisata saat Lebaran, namun tren grafik kasus harian Covid-19 secara konsisten menunjukkan kenaikan. Kenaikan ini bahkan terjadi hanya dalam kurun waktu sepekan setelah Lebaran, jauh sebelum prediksi pemerintah soal lonjakan kasus yang baru akan terjadi paling tidak 2-4 pekan setelah lebaran.
Data menunjukkan bahwa sepanjang April hingga awal Mei 2021, atau menjelang Lebaran, angka kasus Covid-19 harian bertahan di level 3.000-4.000 kasus per hari. Namun saat ini kondisinya justru menanjak ke level 5.000-an kasus baru per hari.
Pemerintah juga mencatat terjadi kenaikan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit. Pada pekan ini terjadi peningkatan angka keterisian tempat tidur sebesar 14,2 persen dibanding pekan lalu. Kenaikan tingkat keterisian tempat tidur paling tinggi terjadi di DKI Jakarta dengan kenaikan 23,7 persen dan Jawa Tengah dengan kenaikan 23,13 persen. "Ini alarm keras untuk kita semua, terutama untuk provinsi-provinsi yang berada di Jawa," kata Wiku.