Peminat KRL Solo-Yogyakarta Terus Meningkat
Red: Muhammad Fakhruddin
Peminat KRL Solo-Yogyakarta Terus Meningkat (ilustrasi). | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Peminat KRL rute Solo-Yogyakarta terus meningkat seiring mulai menggeliatnya aktivitas masyarakat pascapandemi COVID-19.
"Sepanjang bulan puasa lalu, KRL Yogyakarta-Solo melayani 121.417 orang dengan pengguna terbanyak pada Sabtu (1/5) sebanyak 4.958 orang," kata Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba di Stasiun Solobalapan, Jumat (28/5).
Bahkan, dikatakannya, saat masa larangan mudik 6-17 Mei 2021 layanan KRL Yogyakarta-Solo tetap beroperasi dengan 20 perjalanan/hari. Pihaknya mencatat di sepanjang 12 hari pemberlakuan masa peniadaan mudik, jumlah pengguna KRL Yogyakarta-Solo sebanyak 48.572 orang dengan pengguna terbanyak pada Senin (17/5) sebanyak 7.172 orang.
"Angka ini turun sebesar 5,8 persen dibandingkan pekan sebelumnya yaitu 51.589 orang," katanya.
Bahkan, jika dilihat dari penjualan kartu multi trip (KMT) selama Lebaran untuk rute tersebut hampir mencapai 8.000 lembar. Menurut dia, dengan capaian tersebut artinya masyarakat antusias melakukan perjalanan dengan menggunakan KRL tersebut.
Ia mengatakan karena tingginya permintaan tersebut, rangkaian KRL yang awalnya hanya terdiri dari stamformasi (SF) empat kereta, untuk saat ini ditambah menjadi delapan/rangkaian. "Ini karena meningkatnya antusiasme masyarakat tetapi di sisi lain ada pembatasan kapasitas. Selain itu, sejauh ini kan kami hanya dibatasi 20 perjalanan/hari," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Solobalapan Suharyanto mengatakan untuk penjualan KMT di stasiun tersebut saja rata-rata mencapai 350 KMT/hari. Menurut dia, penjualan tersebut memperlihatkan tingginya antusiasme masyarakat untuk naik KRL.
"Saya juga mengapresiasi warga yang sudah dengan sabar antre untuk menaiki KRL ini. Harapannya pemerintah bisa menambah jadwal lagi agar masyarakat yang belum merasakan karena melihat antrean panjang dan akhirnya pulang ke depan bisa ikut mencoba. Harapannya juga COVID-19 lekas usai sehingga tidak perlu ada pembatasan kapasitas," katanya.