REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Dinas Pendidikan Kota Bekasi untuk tidak akan menambah jumlah sekolah Adaptasi Tatanan Hidup Barup Satuan Pendidikan (ATHB- SP). Hal itu lantaran naiknya tren kenaikan kasus Covid-19 usai libur lebaran.
“Berdasarkan hasil evaluasi, belum akan ditambah atau diperluas. Saat ini kami akan lebih fokus terhadap pengetatan pengawasan terkait penerapan prokes di sekolah yang sudah diizinkan untuk menggelar ATHB-SP,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah, Jumat (28/5).
Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan Kota Bekasi, jumlah sekolah tingkat SD dan SMP yang telah menggelar pembelajaran ATHB-SP saat ini sebanyak 220 sekolah. Inayatullah juga menyampaikan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan telah melakukan pemetaan pada sekolah yang menyelenggarakan ATHB SP yang dinyatakan zona merah.
Selain itu, pihaknya akan melakukan evaluasi, setiap sekolah wajib melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat dan gugus tugas tingkat wilayah. “Dinas pendidikan mengintruksikan kepada Kepala Sekolah untuk selalu melakukan pengendalian Covid kepada warga belajar (peserta didik, guru, TU, OB dan security) dan menyediakan sarana penunjang protokol kesehatan setiap hari selama proses belajar mengajar,” terang dia.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya masih terus melakukan evaluasi serta menunggu arahan dari Gugus Tugas tingkat Kota. “Masih terus dilakukan evaluasi dan menunggu arahan dari Gugus Tugas tingkat kota. Kesehatan peserta didik menjadi prioritas utama,” tutupnya.
Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, kasus Covid-19 kembali menunjukkan tren kenaikan di Kota Bekasi setelah perayaan Lebaran 2021. Wilayah zona merah Covid-19 di daerah tersebut bertambah 31 RT.