REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, Papua akan memiliki fasilitas peleburan atau smelter tembaga. Smelter itu nantinya mengolah hasil tambang tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI).
"Bayangkan sejak saya masih SMP, orang Papua atau saat itu namanya masih Irian Jaya, sudah memimpikan adanya smelter tembaga Freeport. Pas saya sudah kuliah mimpinya masih sama, punya smelter di Papua, sampai saya di BKPM mimpi orang Papua masih sama," ujar Bahlil dalam Halal Bihalal bersama media secara virtual, Jumat (28/5).
Demi mewujudkan mimpi tersebut, ia kemudian mencari investor yang siap membangun smelter di Papua. "Sekarang sudah ada. Juni sudah bisa lakukan peninjauan lapangan," ungkapnya.
ia menambahkan, paling lambat investasi itu mulai berjalan pada awal 2022. Bahlil mengatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi secara intens dengan MIND ID, PT Freeport, dan Kementerian ESDM terkait pembangunan smelter tembaga di Papua.
Dirinya berharap pembangunan smelter tersebur dapat menciptakan pertumbuhan kawasan ekonomi baru. Terutama di daerah Papua."Kita ingin Papua juga menjadi bagian integral negara Indonesia yang bisa menciptakan kawasan ekonomi baru," ujar dia.
Sebelumnya, Kementerian Investasi/BKPM melakukan kerja sama dengan China ENFI Engineering Corporation (ENFI) yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman tentang Proyek Peleburan Tembaga.