REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Belakangan, masyarakat dunia menyoroti fenomena lonjakan kasus positif Covid-19 di Seychelles, sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Lonjakan kasus ini terjadi justru setelah sedikitnya 60 persen penduduk Seychelles rampung menjalani vaksinasi dosis lengkap dengan Sinopharm.
Kondisi ini membuat keampuhan vaksin Sinopharm dalam mencegah infeksi virus corona dipertanyakan. Padahal, vaksin produksi pabrikan farmasi asal China ini juga dipesan Pemerintah Indonesia untuk program vaksinasi gotong royong.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, vaksin Sinopharm sendiri sudah mendapat izin edar darurat pada lebih dari 27 negara dunia, termasuk Indonesia. Pendaftaran penggunaan darurat (EUL) pun sudah dikantongi ari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal Mei 2021.
"Studi klinis fase 3 yang dilakukan pada lebih dari 42 ribu subjek di UEA dan beberapa negara menunjukkan efikasi vaksin Covid Sinopharm sebesar 78,02 persen. Hasil pengukuran imunogenesitas vaksin menunjukkan pembentukan antibodi tergolong tinggi pada orang dewasa dan lansia," kata Wiku dalam keterangan pers, Jumat (28/5).
Di Indonesia sendiri, Wiku menambahkan, perlu studi lanjutan untuk melihat efektivitas dan kemampuan vaksin dalam mengurangi risiko penularan. Satu hal yang pasti, kata Wiku, vaksinasi bukan satu-satunya perlindungan utama untuk mengendalikan Covid-19. Masyarakat tetap perlu patuh terhadap protokol kesehatan.
"Pada prinsipnya seluruh jenis pengendalian covid saling komplemen, tidak bisa berdiri sendiri dan dijalankan dalam waktu bersamaan," katanya.