REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada 24 Mei kemarin adalah hari milad yang ke-84 Majelis Pimpinan Dakahlia di Mesir yang memberikan dukungan keuangan tahunan kepada cabang Ikhwanul Muslimin di Mansoura. Ini adalah dukungan resmi reguler dan diumumkan pertama untuk kelompok tersebut, pada 24 Mei 1937, di masa pemerintahan Raja Farouk.
Terlepas dari klaim Ikhwanul Muslimin bahwa pendirinya, Hassan Al Banna, pada saat itu mengandalkan iuran bulanan anggota, dan keharusan membayar setiap anggota untuk itu, bagian keanggotaan menetapkan bahwa anggota berjanji untuk membayar jumlah bulanan sebagai bentuk masa keanggotaan dan membayar uang tambahan jika mampu ke dalam dana zakat bagi mereka yang tidak mampu.
Pada periode pertama pembentukan Ikhwanul Muslimin, mereka bergantung hanya pada kontribusi, sumbangan, dan hibah yang diberikan oleh petani dan pedagang besar. Namun, faktanya, ada cara lain yang dilakukan Ikhwanul Muslim dalam hal pendanaan.
Menurut Dr Khair Haikal dalam bukunya, "Al-Jihad wa al-Qitaal fii al-Siyasah al-Syar'iyah', Ikhwanul Muslimin membutuhkan uang untuk memperluas kegiatannya pada 1937.
Abdul Hakim Abidin mengusulkan apa yang disebut 'partisipasi dakwah' yang kemudian disetujui oleh Komite Umum kelompok tersebut. Saat itu disepakati bahwa anggota Ikhwanul Muslim membagi sedikitnya seperlima atau sepersepuluh dari pendapatannya untuk kegiatan dakwah.
Dijelaskan pula dalam buku itu, dukungan terakhir yang ditujukan kepada Ikhwanul Muslimin adalah melalui donasi dari luar organisasi, baik yang berasal dari perorangan ataupun oleh pemerintah atau lembaga resmi mereka, di negara-negara Islam.
Seperti itulah yang tertuang dalam sebuah buku 'Catatan Dakwah dan Da'iyah milik Hassan Al Banna, yang merupakan keputusan dewan Dakahlia dalam persidangannya pada 14 Rabiul Awal 1356 H, sesuai dengan 24 Mei 1937, di mana, ini memberikan Cabang Ikhwanul Muslimin di Mansoura subsidi tahunan sebesar seratus lima puluh pound Mesir.
Buku "Hassan Al Banna and the Muslim Brotherhood between Religion and Politics 1982-1949" karangan Hamada Mahmoud Ismail, mengakui bahwa Direktorat Dakahlia memberi distrik Mansoura sejumlah 150 pound Mesir, yang menurut Al Banna adalah bantuan pemerintah pertama yang diberikan kepada kelompok itu.
Ada kemungkinan, dukungan pemerintah ini datang dengan restu Raja Farouk dan pemerintahannya, untuk mengeksploitasi aktivitas kelompok tersebut terhadap para patriot.
Menurut buku Ahmed Al-Bardisi "The Conspiracy Against the Egyptian Revolution: The Brotherhood's Secret Files", mantan perdana menteri Mesir, Ismail Sidqi Pasha, memberikan dukungan keuangan kepada kelompok teroris.
Dalam dokumen Inggris, disebutkan bahwa Pasha mengeksploitasi mereka dalam kampanye tajamnya melawan pemuda gerakan nasional antara perang pertama dan kedua. Saat itulah, aliansi yang mengerikan muncul yaitu antara raja, Inggris, dan Ikhwanul Muslimin, melawan pemuda gerakan nasional, yang menuntut kemerdekaan dari Inggris.
Sumber: youm7