REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan gelandang serang Chelsea, Joe Cole, bereaksi jang final Liga Champions (UCL) yang mempertemukan eks timnya dan Manchester City. Duel sesama wakil Inggris itu berlangsung di Estadio Do Dragao, Portugal, Ahad (30/5) dini hari WIB.
Cole mendukung the Blues. Namun, menurutnya, kemenangan skuat polesan Thomas Tuchel tidak diperoleh dengan mudah.
"Pada waktu normal, skor imbang 1-1," kata Cole, memprediksi hasil pertandingan di markas FC Porto dalam 90 menit, dikutip dari thesportreview.com, Sabtu (29/5).
Otomatis, duel berlanjut ke extra time dengan dua kali 15 menit waktu tambahan. Cole mengakui, City mendominasi penguasaan bola.
Namun, awak London Biru keluar sebagai pemenang. "Timo Werner akan mencetak gol, dan 2-1 untuk (kemenangan) Chelsea di perpanjangan waktu," ujarnya, menambahkan.
Bigmatch di Do Dragao menjadi final sesama tim Inggris ketiga dalam sejarah UCL. Pertama kali momen seperti ini terjadi pada 2008 lalu.
Saat itu, Manchester United bertemu Chelsea di Moskow. MU menjadi pemenang lewat drama adu penalti.
Kemudian pada 2018, Liverpool meladeni ketangguhan Tottenham Hotspur di Stadion Wanda Metropolitano. The Reds berjaya usai unggul 2-0 atas Spurs di kandang milik Atletico Madrid itu.
Fakta demikian menunjukkan konsistensi positif tim Negeri Ratu Elizabeth dalam dua dekade terakhir. Final UCL, mempertemukan dua tim asal negara yang sama pernah dialami kontestan asal La Liga Spanyol, Serie A Italia, dan Bundesliga Jerman.
Dari Spanyol, terjadi musim 1999/00. Saat itu Real Madrid berhadapan dengan Valencia. Italia pada musim 2002/03 (Juventus vs AC Milan). Jerman pada musim 2012/13 (Bayern Muenchen vs Borussia Dortmund).