REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan musisi dunia lintas generasi dilaporkan ambil sikap memboikot negara Israel. Sikap tersebut sebagai bentuk dukungan moral untuk masyarakat di Jalur Gaza-Palestina yang selama ini hidup dalam penjajahan rezim Zionis. The Times of Israel mengabarkan, Sabtu (29/5), sudah tercatat sekitar 600 musisi dunia turut menandatangani aksi boikot tersebut.
Dalam surat pernyataan, ratusan musisi tersebut menandatangani seruan untuk menolak setiap undangan ataupun tamu dalam gelaran apa pun yang diadakan di Israel. “Kami meminta Anda semua, untuk ikut bergabung dengan kami, atas nama Anda dengan menolak untuk tampil di lembaga apa pun yang terkait dengan Israel,” begitu seruan boikot yang dilaporkan the Times of Israel, Sabtu (29/5).
Menurut laporan itu, seruan boikot para musisi itu sudah disuarakan sejak pekan lalu. Tercatat mereka yang turut menandatangani seruan boikot, adalah Patti Smith, musisi legendaris 1970-an, dan penyair asal Amerika Serikat (AS). Pentolan dan vokalis band rock the Stroke, Julian Casablancas, juga ambil bagian dalam menandatangani seruan boikot tersebut. Roger Waters, mantan basis sekaligus vokalis band asal Inggris, Pink Floyd, juga dipastikan tak absen dalam aksi boikot tersebut.
Roger Waters, sepanjang tahun 2000-an, sampai saat ini memang gencar menyuarakan aksi-aksi perlawanan moral terhadap agresi dan penjajaran Israel di Palestina ataupun blokade di Jalur Gaza. Masih menurut the Times of Israel, musisi-musisi besar lain yang terlibat dalam seruan boikot terhadap Zionis-Israel kali ini, termasuk para personel band rock papan atas asal Kalifornia-AS, Rage Againts the Machine. Juga, duo hiphop Run the Jewel.
Serj Tankian, musisi rock blasteran Armenia-Amerika, mantan vokalis System of Down juga memastikan membubuhkan tanda tangannya dalam surat pernyataan boikot Israel tersebut, bersama DJ Questlove aka Ahmir Khalib Thompson. Yang mengagetkan, menurut the Times of Israel, beberapa musisi yang diketahui sebagai Yahudi, seperti vokalis rock Peter Silberman dari the Antlers, juga memilih untuk menyatakan dukungannya terhadap Palestina.
“Mereka (para musisi) mengeklaim bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang yang sangat keji terhadap masyarakat Palestina dan di Jalur Gaza yang baru-baru ini terjadi. Dan, mereka meyakini bahwa Israel telah melakukan proyek kolonialisme, dan pembersihan etnis untuk menghilangkan penduduk di Palestina,” tulis the Times of Israel.
Seruan boikot terhadap Zionis-Israel ini sebetulnya sudah masif di seluruh dunia sejak beberapa pekan lalu. Bukan cuma kalangan musisi, melainkan para artis, selebritas, aktor, ataupun aktor papan atas dunia turut ikut berdemonstrasi ke jalan-jalan mengampanyekan dukungan terhadap Palestina. Mereka bersama para aktivis kemanusiaan, dan beberapa politikus lintas negara, menyerukan kemerdekaan untuk rakyat Palestina.
Aksi-aksi mengutuk dan boikot terhadap Israel tersebut menyusul serangan brutal tentara Zionis yang terjadi selama 11 hari di Jalur Gaza pekan lalu. Serangan tersebut menargetkan bangunan, dan fasilitas-fasilitas sipil di Gaza, dan menewaskan lebih dari 220-an orang, termasuk 60-an anak-anak, dan perempuan.
Di Yerussalem Timur, serangan yang dilakukan kepolisian Israel terhadap warga sipil Palestina juga terjadi sampai hari ini. Sementara, di wilayah Israel sendiri, penduduk sipilnya melakukan aksi pengejaran, pengusiran, dan pembunuhan terhadap warga keturunan Arab-Palestina.