REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Setelah 40 tahun kekurangan air bersih, siang itu, Jumat (28/5) air bersih akhirnya mengucur deras dari cerat pancuran di 11 titik terminal air yang telah disiapkan di Pulau Mubud, Kecamatan Galang, Batam.
"Sepuluh titik mengalirkan air ke rumah-rumah warga dan satu titik untuk fasilitas umum yaitu masjid," terang Kepala BMH Perwakilan Kepulauan Riau, Abdul Aziz melalui rilis yang diterima Republika.co.id.
Dengan penuh haru, Amiruddin, tokoh masyarakat Pulau Mubud Laut yang mewakili warga menyampaikan rasa terima kasih kepada para donatur dan dermawan yang telah membantu melalui BMH Kepulauan Riau.
"Kami bersyukur kepada Allah atas rahmat-Nya dan berterima kasih kepada para donatur yang telah membantu pengadaan sumur yang mulai dibangun BMH dua bulan lalu dan hari ini telah diserahkan kepada warga Pulau Mubut. ini adalah kebahagaiaan yang tidak terhingga bagi warga kami semua di sini," ungkapnya.
Dengan sumur bor dari BMH ini warga tidak perlu lagi antri hingga dinihari untuk mendapatkan air bersih yang ditadah dari air hujan.
"Ibu Saloha yang telah berusia lanjut yang ditemui BMH dua bulan silam tak perlu lagi mendorong gerobak untuk mengangkut air dari penampungan ke rumah. Instalasi pipa itu tak hanya mengalirkan air bersih tetapi juga mengalirkan kebahagiaan tak terhingga bagi warga. Dan, ini semua adalah dedikasi umat Islam melalui BMH. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepara para sahabat donatur, semoga Allah membalas kebaikannya dengan ganjaran yang berlipat ganda," urai Abdul Aziz.
Guna memenuhi kebutuhan air bersih, sumur bor dibangun di dua titik yang dilengkapi mesin alkon dan dua tandon yang masing-masing berkapasitas 5.000 liter.
"Jamaah masjid juga kini dapat memanfaatkan fasilitas wudhu dan toilet setelah sekian lama tidak termanfaatkan karena tidak adanya sumber air bersih," ujar Aziz.
Sebelumnya sebagaimana diceritakan warga, air bersih adalah sesuatu yang langka di pulau yang berada di Kelurahan Karas, Kecamatan Galang, Batam ini. Apalagi jika musim kemarau tiba, air bersih terpaksa harus dibeli dari pulau lain.
Sebelum Pulau Mubud, BMH telah menyentuh gugusan pulau di kawasan Kepulauan Riau, seperti di Selat Kongki di Lingga, Bintan, dan pulau lainnya dengan program yang sama, yakni sumur bor.
Di penghujung acara serah terima sumur bor di Pulau Mubud, dai tangguh BMH, Ustadz Darmansyah memberikan taujih singkat dengan pesan yang menyentuh.
"Sejak air mengalir ke rumah-rumah warga dan fasilitas tempat wudhu di masjid maka mengalir pula pahala jariyah para sahabat donatur. Beruntunglah para dermawan dan komunitas yang telah menyisihkan hartanya untuk membantu kaum Muslimin di kampung Pulau Mubud dan di tempat lainnya. Karena mereka tidak saja bahagia tetapi juga dapat semakin bersyukur kepada Allah Ta'ala," tuturnya.