REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak meminta masyarakat setempat mewaspadai sambaran petir disertai curah hujan agar tidak menimbulkan korban jiwa.
"Kami berharap warga tidak berada di persawahan, pesisir pantai dan tanah lapang," kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak Pebby Rizky Pratama, Sabtu (29/5).
Peringatan kewaspadaan itu karena warga Kabupaten Lebak kerap menjadi korban sambaran petir. Pada 2020, belasan warga daerah itu tersambar petir saat bermain sepak bola untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI di Kecamatan Cilograng.
Dari belasan orang itu, tiga orang diantaranya meninggal dunia. Oleh karena itu, Pebby meminta masyarakat berada di rumah saat hujan disertai sambaran petir.
"Biasanya sambaran petir yang berbahaya saat curah hujan dengan intensitas rendah, " katanya.
Menurut dia, wilayah Kabupaten Lebak yang masuk daerah rawan sambaran petir, di antaranya Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Karanganyar, Warunggunung, Bayah, Wanasalam, Panggarangan, Diharapkan, Cipanas, Malimping, Gunukencana, dan Cimarga. Selama ini, cuaca buruk berpeluang terjadi sore hingga malam hari ditandai hujan lebat dan angin kencang serta petir.
BPBD Lebak sudah menyampaikan peringatan kewaspadaan cuaca buruk tersebut kepada aparat kecamatan, desa, kelurahan dan relawan tangguh guna mengurangi risiko kebencanaan. "Kami minta warga, jika sambaran petir berlangsung agar mematikan elektronika juga handphone dan tidak berada di dataran rendah," ujarnya.
Warga Kompleks Pendidikan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Nisa (25 tahun) mengaku dirinya merasa ketakutan saat curah hujan disertai petir pukul 15.00 WIB hingga terlihat kilatan putih. "Kami terpaksa mematikan elektronik, seperti kulkas, TV hingga handphone, karena sambaran petir terjadi hampir satu jam dan hingga kini masih berlangsung," katanya.