REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam mendeteksi varian baru virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2. Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long mengatakan varian ini campuran dari varian India dan Inggris yang menyebar dengan cepat melalui udara.
Dilansir Vietnamplus pada Sabtu (29/5), Long menyebut mutasi virus ini sangat berbahaya. Vietnam akan segera mengumumkan temuan varian baru itu ke dunia.
Menurut kementerian, virus multi-strain telah tercatat dalam gelombang keempat wabah Covid-19 yang melanda Vietnam sejak 27 April. Varian India dan Inggris adalah dua yang paling umum, dengan yang pertama mendominasi dan yang terakhir, hanya ditemukan di Da Nang dan beberapa daerah lainnya.
Terdeteksinya varian baru tersebut membuat jumlah total varian di Vietnam menjadi delapan. Vietnam sebelumnya telah melaporkan tujuh varian virus yakni B.1.222, B.1.619, D614G, B.1.1.7 (varian Inggris), B.1.351, A.23.1, dan B.1.617.2 (varian India).
Long menekankan saat ini virus corona menyebar dengan cepat dan kuat di udara dengan tingkat penularan yang tinggi di ruang sempit dan tidak berventilasi. "Gejala penyakitnya memburuk, jadi perawatan intensif di daerah harus ditingkatkan," katanya.
Vietnam melaporkan 56 kasus baru Covid-19 dalam enam jam terakhir hingga pukul 12.00 pada 29 Mei. Menurut Kementerian Kesehatan, dari kasus baru itu tujuh diimpor dan 49 ditularkan secara lokal, termasuk 46 di Bac Giang, satu di Tay Ninh, satu di Dien Bien, dan satu di Rumah Sakit Nasional untuk Penyakit Tropis No 2 di distrik Dong Anh Hanoi.
Dengan penambahan kasus baru, total infeksi kasus Covid-19 domestik di Vietnam mencapai 5.213 kasus, termasuk 3.643 yang dikonfirmasi sejak 27 April. Vietnam sejauh ini telah mendaftarkan 6.396 kasus virus corona dengan 47 kematian.
Mimi Kartika