Ahad 30 May 2021 02:50 WIB

Putin: Barat Punya Standar Ganda dalam Kasus Ryanair

Sejumlah pemimpin Uni Eropa menyebut insiden Ryanair sebagai pembajakan negara

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Presiden Rusia Vladimir Putin. Ilustrasi.
Foto: AP/Alexei DruzhininPool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negara-negara Barat memiliki standar ganda dalam kasus pengalihan pesawat Ryanair yang dilakukan Belarusia. Ia juga membandingkan upaya negara sekutu tersebut dalam menangkap jurnalis oposisi seperti apa yang terjadi dengan mantan presiden Bolivia Evo Morales.

Putin mengatakan pesawat yang membawa Morales dipaksa berbelok ke Bandara Wina di Austria setelah sejumlah negara Eropa menolak kedatangannya di dalam wilayah udara mereka. Saat itu, ia dituduh oleh negara-negara Barat menyembunyikan mantan personel badan keamanan Amerika Serikat (AS) Edward Snowden di dalam pesawat.

Baca Juga

Meski demikian, Prancis kemudian meminta maaf kepada Pemerintah Bolivia atas konfirmasi izin yang terlambat untuk memasuki wilayah udara negara itu. Disebutkan bahwa ada informasi yang saling bertentangan mengakibatkan insiden pengalihan pesawat Morales terjadi.

Putin yang bertemu dengan Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko memberikan dukungan Rusia atas insiden pengalihan pesawat yang membuat negara Barat memberikan sanksi pada pekan lalu. Sebelumnya pada 23 Mei lalu, pesawat Ryanair yang berangkat dari Yunani dan seharusnya mendarat di Vilnius, Lithuania dipaksa untuk mendarat di Minks, ibu kota Belarusia.

Saat pesawat tersebut mendarat di Minks, seorang jurnalis oposisi Belarusia, Roman Protasevich bersama kekasihnya, Sofia Sapega ditangkap. Jurnalis itu dilaporkan menghadapi hukuman penjara 15 tahun setelah dituding menjadi dalang di balik kerusuhan sipil.

Sejumlah pemimpin Uni Eropa menyebut insiden itu sebagai pembajakan negara. Sementara, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa tindakan pengalihan paksa penerbangan komersial dan penangkapan Pratasevich yang sedang melakukan perjalanan luar negeri adalah penghinaan langsung terhadap norma-norma internasional.

Badan penerbangan sipil PBB, Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, mengumumkan pada Kamis (27/5) lalu bahwa telah memutuskan untuk melakukan penyelidikan pencarian fakta atas peristiwa tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement