Ahad 30 May 2021 03:45 WIB

Direktur Maskapai Belarusia Kecam Sanksi Negara Eropa

Direktur maskapai Belarusia, Belavia, mengkritik sanksi insiden pembajakan Ryanair

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Ryanair
Foto: Telegraph
Ryanair

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Direktur maskapai Belarusia, Belavia menyebut langkah sejumlah negara Uni Eropa menutup ruang udaranya dari pesawat Belarusia sebagai tindakan 'tercela'. Keputusan negara-negara Eropa diambil setelah Belarusia memaksa pesawat mendarat di Minsk.

Sebagian besar negara tetangga Belarusia dan negara-negara Eropa lainnya melarang penerbangan Belavia. Langkah ini diambil setelah Belarusia memaksa pesawat rute Yunani-Lithuania milik maskapai Ryanair mendarat di Minsk agar mereka bisa menangkap jurnalis yang berada di dalamnya.

Baca Juga

Uni Eropa sudah mengusulkan untuk menutup ruang udara maskapai Belavia yang dimiliki pemerintah Belarusia serta melarang pesawat-pesawat maskapai itu mendarat di bandara-bandara Uni Eropa. Dalam unggahannya di Facebook, Direktur Belavia Igor Tcherginets mengatakan langkah-langkah tersebut sama saja dengan memberikan sanksi pada maskapai. Ia mengatakan maskapainya tidak bersalah.

"Jelas pemerintah-pemerintah ini berencana tidak hanya menutup negara mereka dari pesawat-pesawat untuk kami mendarat, tapi juga dengan sikap fasis yang jahat, mereka menutup koridor udara satu demi satu, mereka mengejek kami," tulis Tcherginets, Sabtu (29/5).

Ia mengkritik pemerintahan negara-negara Eropa menerapkan langkah tersebut sebelum lembaga penerbangan PBB, International Civil Aviation Organization, menyelidiki insiden yang terjadi Ahad (22/5) pekan lalu. "Semua ini terjadi sebelum penyelidikan insiden yang mana mungkin banyak pihak yang bersalah, tapi Belavia jelas bukan salah satu di antara mereka," katanya.

"Mereka menghukum Belavia yang tak bersalah, tanpa memulai penyelidikan, ini tercela," tambah Tcherginets.

Demi menangkap kritikus Presiden Alexander Lukashenko, jurnalis dan aktivis pro-demokrasi Roman Protasevich dan pacarnya, Belarusia memberikan informasi palsu mengenai ancaman bom di dalam pesawat Ryanair. Mereka mengiringi pesawat penumpang itu dengan pesawat tempur MiG-29. Pemimpin-pemimpin Eropa menilai aksi pemerintah Belarusia sebagai pembajakan di udara yang disponsori negara.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement