Ahad 30 May 2021 13:02 WIB

Pengrajin Tahu dan Tempe di Cibuntu Mulai Beroperasi Kembali

Aksi mogok digelar pengrajin tahu dan tempe di Cibuntu sejak Jumat (28/5).

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Pekerja merapikan peralatan produksi tahu dan tempe di salah satu industri rumahan di Sentra Industri Tahu Cibuntu, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jumat (28/5). Sejumlah industri pembuatan tahu dan tempe di Sentra Industri Tahu Cibuntu melakukan aksi mogok produksi mulai dari tanggal 28-30 Mei mendatang akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11 ribu per kilogram dan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 15-25 persen atau sekitar Rp1.200 per potong. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja merapikan peralatan produksi tahu dan tempe di salah satu industri rumahan di Sentra Industri Tahu Cibuntu, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jumat (28/5). Sejumlah industri pembuatan tahu dan tempe di Sentra Industri Tahu Cibuntu melakukan aksi mogok produksi mulai dari tanggal 28-30 Mei mendatang akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11 ribu per kilogram dan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 15-25 persen atau sekitar Rp1.200 per potong. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengrajin tahu dan tempe di wilayah sentra industri tahu dan tempe di Cibuntu, Kota Bandung mulai beroperasi kembali pascaaksi mogok yang dilakukan sejak Jumat (28/5) hingga Ahad (30/5) siang ini. Pada Senin (31/5), harga tahu dan tempe di pasaran dipastikan mulai mengalami kenaikan.

"Sebagian beroperasi tapi belum dagang, besok dagang," ujar Ketua Paguyuban Tahu dan Tempe Jawa Barat, Muhammad Jamaludin saat dihubungi melalui sambungan telepon, Ahad (30/5).

Baca Juga

Pasca mogok beroperasi, ia menuturkan, para pengrajin bersepakat mulai Senin (31/5) akan menaikkan harga tahu dan tempe. Ia pun meminta agar pemerintah dapat menekan harga kacang kedelai agar tidak terus menerus mengalami kenaikan.

"Kesepakatan mulai besok, tahu mulai naik harganya. Dari paguyuban minta ke pemerintah untuk menekan harga," ungkapnya.

Jamaludin menambahkan, pemerintah provinsi Jawa Barat sempat berdialog dengan para pengrajin dan mengaku akan menyalurkan aspirasi ke pemerintah pusat. Ia pun meminta agar Bulog kembali mengurus kacang kedelai.

"Kedelai dipegang lagi oleh kementerian biasanya harga stabil. Dilempar ke pasar (juga) enggak papa," katanya.

Sebelumnya, pengrajin tahu dan tempe di sentra industri tahu dan tempe Cibuntu, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat serentak melakukan aksi mogok produksi sejak Jumat (28/5) hingga Ahad (30/5). Aksi mogok dilakukan menyikapi kondisi harga kacang kedelai yang naik dan sudah berlangsung lama.

Salah seorang pengrajin tahu dan tempe di Cibuntu, Slamet mengatakan aksi mogok akan dilakukan hingga Ahad (30/5) mendatang. Mogok dilakukan akibat kondisi harga kacang kedelai yang mengalami kenaikan signifikan.

"Mogok sampai hari Minggu. Kompak semuanya, yang terasa harga kacang kedelai mahal," ujarnya saat ditemui di pabrik miliknya, Jumat (28/5). Ia mengungkapkan, akibat harga kacang kedelai yang melonjak tinggi menyebabkan pengrajin mengalami kerugian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement